Dalam pernikahan, tidak semua berjalan mulus dan manis, meski Anda dan pasangan sama-sama cinta.
Cinta yang penuh memang bagus karena bisa mendukung pernikahan Anda. Namun bukan berarti stres tidak bisa datang, dan bisa terjadi pada Anda dan pasangan.
Ibu rumah tangga atau ibu bekerja mengalami stres ketika pekerjaan rumah tangga dan kantor berantakan atau sibuk merawat anak tanpa bantuan. Anda juga bisa tertekan ketika merasa tak punya me-time atau kurang gaul.
Pria dengan tanggung jawab keuangan yang berat bisa merasa tertekan karena mereka kekurangan waktu untuk berkumpul bersama keluarga. Belum lagi tuntutan pekerjaan yang tak ada henti.
Itu sebabnya pasangan harus saling mendukung. Bila pasangan Anda mendukung, Anda akan terbantu hingga memiliki sikap yang optimis dan realistis terhadap tuntutan hidup dan stres. Begitu pula dengan Anda; pasangan yang mendapat dukungan Anda menjadi lebih bersemangat.
Beberapa cara ini bisa Anda dan pasangan terapkan, untuk menghindari stres dalam pernikahan.
1. Berikan lebih banyak waktu untuk pasangan
Buktikan betapa pentingnya ia bagi Anda. Jadikan kesejahteraan pasangan suatu prioritas.
2. Jaga privasi Anda sebagai pasangan
Hindari tindakan yang mengacaukan hubungan Anda, misalnya bekerja terlalu berat atau kecemasan yang berlebihan. Hubungan yang kuat akan membantu Anda meningkatkan rasa pede!
3. Berikan pasangan Anda dukungan yang diperlukannya, bukan yang Anda pikir seharusnya ia butuhkan; dan sebaliknya
Misalnya, jika Anda kelelahan, mungkin kencan di restoran tidak menarik, tapi akan menghargai bantuan dalam pekerjaan rumah tangga. Begitu pula dengan dia; mungkin ia lebih suka nonton bareng di rumah sepulang kantor daripada nongkrong di luar berdua.
4. Hubungan Anda penting dalam agenda keluarga
Kalau pekerjaan sehari-hari dan tuntutan-tuntutannya mengacaukan waktu dan kebersamaan Anda, tunda saja dulu.
5. Lebih banyak mengobrol
Bicarakan tentang perasaan dan apa yang penting bagi Anda berdua. Bila berselisih, coba hindari kebiasaan mencari-cari kesalahan. Lebih baik mencoba menghargai perbedaan-perbedeaan Anda berdua.
6. Belajar berkompromi
Kalau Anda punya tuntutan penting atau ada perbedaan pendapat yang perlu dinegosiasikan, minta pertimbangan pasangan Anda.
7. Kalau Anda merasa bermusuhan dengannya, hindari pemakaian kata "selalu" atau "tidak pernah"
Contoh, "Kau tak pernah rela aku melakukannya" atau "Kau selalu membuatku kesal!" Tetaplah pada inti masalah dan tak perlu mengingat-ingat kembali peristiwa yang telah berlalu.
8. Kalau perlu, minta bantuan
Ada pasangan-pasangan dengan masa lalu masing-masing diwarnai siksaan dan kekerasaan. Masa lalu ini, mau tak mau, mempengaruhi masa sekarang pasangan itu serta anak-anak mereka. Sering kali ada masalah yang tak terungkap, seperti pelecehan seksual, ketergantungan pada alkohol, atau depresi.
Jujurlah kepada pasangan, dan berkonsultasilah dengan para profesional, seperti dokter atau psikolog, agar Anda Anda terhindar dari pengulangan pola hidup seperti ini.
Bahan: Belinda Gunawan