Empati berbeda dengan simpati. Dengan empati, Anda dapat berada di posisi orang lain, merasakan apa yang ia rasakan, dan tidak memberi penilaian.
Menurut Dalai Lama dalam bukunya Emotional Awareness, empati adalah kemampuan untuk mengenali emosi orang lain. Dalam riset awalnya, Carl Rogers mendefinisikan empati sebagai cara mempersepsikan kerangka internal orang lain. "Ini berarti sementara tinggal di kehidupan orang lain, bergerak di dalamnya tanpa membuat penilaian," ujar Roger.
Daniel Coleman telah melakukan cukup banyak penelitian tentang hubungan antara kecerdasan emosional dan empati. Empati adalah komponen besar dalam kecerdasan emosional individu (EQ). Sebuah studi terbaru oleh Beckes, Coan, dan Hasselmo (2013) menyarankan kita untuk berempati terhadap orang terdekat kita karena mereka menjadi bagian dari diri kita sendiri.
Memiliki empati membuat kita memiliki belas kasih. Jika kita memiliki belas kasih kepada orang lain, maka kita dapat membantu meringankan penderitaan yang mereka alami. Idenya adalah bahwa Anda tidak akan dapat berbelas kasih kepada orang lain, kecuali mengenali atau memahami apa yang mereka derita atau rasakan, termasuk pasangan Anda.
Berikut adalah 7 cara untuk memiliki empati dalam hubungan yang bisa Anda terapkan:
Memelihara kesadaran diri
Semakin terbuka Anda terhadap emosi Anda sendiri, semakin mudah Anda menerima emosi dan perasaan orang lain.
Amati bahasa tubuh
Sering kali ada hal yang tak bisa disampaikan langsung dengan kata-kata. Atau, ada hal tersembunyi yang Anda lewatkan karena tidak peka terhadap kondisi pasangan. Amati bahasa tubuh pasangan: Ekspresi wajah, gerakan tangan, nada suara. Dengan begitu Anda tidak akan sampai membiarkan pasangan berlama-lama dengan masalahnya tanpa Anda sadari.
Berada dalam frekuensi emosi yang sama
Mungkin ini tidak mudah. Namun cobalah mengamati bagaimana cara pasangan menyampaikan sesuatu ketimbang apa yang ia katakan. Jika ia sedih, amati bagaimana ia menyampaikan kesedihannya, ketimbang apa yang ia sedihkan. Jika ia marah, amati bagaimana ia menyampaikan rasa marahnya ketimbang hanya ingin tahu apa penyebab ia marah.
Jadilah pendengar yang baik
Tidak semua orang bisa menjadi pendengar yang baik. Pastikan Anda mendengar semua yang ia sampaikan dengan teliti dan detail. Berikan pasangan kesempatan untuk mengekspresikan diri dan tahan diri untuk menganggu di tengah percakapan dengan,"Ya sayang, saya mengerti." Dengarkan saja dengan saksama dan amati bahasa tubuhnya, sampai ia selesai.
Menunda untuk berkomentar
Ada tipe orang yang sangat ingin berkomentar atau memberi saran ketika mendengar orang lain curhat. Namun jika Anda ingin memelihara empati kepada pasangan, tunda keinginan ini sampai pasangan meminta saran Anda. Perlu diingat pula Anda tidak perlu menghakimi siapa pun atau apa pun yang ia ceritakan.
Menggunakan refleksi
Setelah pasangan selesai bercerita, Anda mungkin membuat refleksi sendiri terhadap apa yang ia rasakan. Anda bisa menyampaikan refleksi itu kepada pasangan dan mengonfirmasi. Misalnya,"Dari ceritamu, sepertinya hatimu terluka. Benar?"
Jadi, Anda tidak langsung menyimpulkan melainkan bertanya ulang.
Menyingkirkan pandangan dan penilaian sendiri
Setelah Anda menunda untuk berkomentar dan mengonfirmasi apa yang sebetulnya dirasakan pasangan, Anda tetap harus menyingkirkan pamdangan dan penilaian pada diri sendiri. Ini penting sebab Anda jadi tetap fokus kepada pasangan Anda, bukan diri Anda dan apa yang Anda pikirkan.
Selamat mencoba!
Sumber: Psychology Today