Selingkuh sebaiknya memang dijauhi. Namun jika hati Anda bermain api atau 'terpaksa' (siapa tahu) mendua (atau 'meniga' dan seterusnya), inilah cara agar Anda tetap aman.
1. Buatlah panggilan sayang yang sama untuk pasangan resmi dan selingkuhan Anda. Perang dunia bisa pecah kalau Anda salah sebut nama, kan?
2. Jangan pernah membawa pasangan resmi Anda ke tempat kencan (restoran, kafe, dan sebagainya) yang menjadi langganan Anda bersama sang selingkuhan. Jangan sampai terjadi sang pelayan mengenali Anda dan keceplosan (atau iseng) ngomong, “Kok, tumben datangnya nggak sama bapak yang biasa…?”
3. Jangan pernah menyimpan foto-foto si dia, apalagi yang sedang bermesraan dengan Anda, di ponsel atau gadget Anda yang lain. Kalau kangen si dia, tahaaaan… sekuat tenaga! Bukankah ini penderitaan yang indah? Posting foto mesra Anda dengan selingkuhan di media sosial? Itu kebodohan yang tak termaafkan!
4. Hapus semua pesan dari dan untuk si dia di ponsel, tablet, PC Anda segera setelah diterima/dikirim. Berdoa saja agar pasangan Anda cukup gaptek untuk melakukan forensic data recovery.
5. Jangan lebay kalau berbohong. Misalnya, kalau Anda berkencan dengan si dia ke Puncak, cukup katakan kepada pasangan di rumah bahwa Anda ada urusan bisnis di Bogor. Jangan katakan bahwa Anda akan ke Tanjung Priok. Alasannya, nih, kalau ada teman atau kerabat yang memergoki mobil Anda di Puncak (dan mengatakannya kepada pasangan Anda), Anda bisa ngeles bahwa setelah dari Bogor, Anda mampir sebentar ke Puncak untuk cari makan bersama kolega. Ibarat pesilat kawakan, Anda cukup melengos sedikit, tidak perlu sampai menjatuhkan badan, untuk mengelakkan serangan lawan.
6. Taati ‘waktu berselingkuh’. Sekangen apa pun Anda pada si dia, hindari menghubungi dia di luar jam kantor dan hari kerja.
7. Cara yang paling jitu adalah… hindari berselingkuh sama sekali! Dengan begitu, Anda tidak perlu lelah merancang-rancang alasan, terbelit kebohongan, kucing-kucingan mengatur jadwal dan mencari tempat untuk kencan rahasia, dirongrong rasa berdosa, dan mengeluarkan uang ekstra untuk berkencan. Lebih baik Anda berusaha mensyukuri apa yang sudah Anda miliki, merawatnya agar tetap (dan makin) kinclong, dan mengipasi kembali bara cinta yang nyaris padam agar berkobar kembali. Setuju?