4. Terlalu menuntut istri
Pria ini percaya bahwa pasangannya harus selalu bisa memenuhi tiap kebutuhannya setiap waktu. Dalam jiwa narsistik dan terfokus pada diri sendiri, ia tidak memahami kalau istrinya juga punya berbagai keperluan lain yang menjadi prioritas. Mengurus anak dan rumah tangga, mengerjakan urusan kantor, dan masih banyak lagi. Ketika sang istri dipandangannya ‘gagal’ untuk memenuhi kebutuhan, ia merasa berhak mencari perhatian di tempat lain.
5. Mencari alasan bercerai
Dari awal pria ini memang ingin mengakhiri hubungan. “Sebetulnya memang si suami sudah tidak mau lagi berada dalam pernikahan itu. Ia sengaja berselingkuh supaya ketahuan oleh istri. Cara itu diambil agar ia bisa segera mengurus perceraian,” jelas Anna. Berselingkuh juga bisa menjadi ajang bagi pria untuk mencari wanita lain sebelum ia meninggalkan hubungan. Dengan begitu, ia tak harus sendiri setelah bercerai.
6. Kurang bergaul
Berselingkuh juga bisa jadi pertanda bahwa pria itu kurang bergaul. Ia tidak memiliki ikatan yang kuat dengan sesama teman pria dan komunitas yang umurnya sebaya. Karena tak punya sahabat dekat, ia hanya mengandalkan kebutuhan emosi dan fisiknya kepada satu-satunya orang. Orang itu adalah sang istri. Dan jika sang istri tidak bisa memenuhi kebutuhannya, reaksinya bisa berlebihan. Ia bisa merasa berhak mencari perhatian dari wanita lain.
7. Pernikahan bermasalah
“Biasanya perselingkuhan terjadi karena memang ada masalah dalam perkawinan,” kata Anna. Saat pertengkaran sering terjadi, akan ada masalah yang tidak terselesaikan. Dalam menghadapi konflik ini, suami bisa memilih untuk melawan atau kabur dari keadaan. Ketika perselingkuhan dipilih, berarti suami ingin melarikan diri dari masalah. Ia pun ingin merasa nyaman dengan kehadiran orang lain.
[Benarkah selingkuh pangkai cerai? Baca di sini]