2. Kisah cinta 'biasa'
Meski berlatar belakang soal daerah konflik, inti drama ini tetap kisah cinta. Bedanya, kisah cinta dua tokoh utama ini digambarkan 'biasa saja'; dewasa dan tidak penuh drama. Tidak ada cinta segi tiga, tentangan orang tua, atau saling jual mahal.
3. Kalimat yang bikin meleleh
Namun berhubung ini drama Korea, kisah cinta 'biasa' tetap harus 'luar biasa', yang ditampilkan lewat kalimat-kalimat yang bisa bikin penonton (wanita) meleleh. Dari sekian banyak kalimat rayuan, ada dua yang paling berkesan bagi saya.
Pertama, tentu saja saat Shi-jin menanyakan soal ciumannya kepada Mo-yun. "Haruskah saya menyatakan (cinta), atau minta maaf?" Dijamin, banyak wanita single atau menikah ingin ditanya begitu oleh kekasih atau suaminya, kan....
Kedua, saat Mo-yun bertanya kepada Shi-jin, siapa yang ia pilih: Mo-yun atau negaranya. Shi-jin dengan berat hati memilih Mo-yun, dan Mo-yun mengakui hubungan cintainya ini cukup pelik karena 'mertuanya' adalah negara Korea Selatan. Dialog jenaka yang cerdas karena sang tokoh pria tak harus mengorbankan cinta pada negara saat memilih kekasihnya.