Ketika anak Anda masih TK, pernahkah ia selalu mengalah kepada semua teman?
Sampai-sampai, saat antre bermain ayunan, dia selalu mengalah pada teman yang menyerobot antreannya. Atau, ia diam saja ketika ada teman mengambil mainan yang sedang dimainkannya. Anak yang manis ini sama sekali tak kelihatan usahanya mempertahankan apa yang menjadi miliknya saat itu.
Hal ini tak boleh Anda biarkan berlarut-larut, apalagi jika anak Anda sudah remaja. Sudah saatnya Anda mengajarkan sikap asertif kepada anak, yaitu sikap yang berani mempertahankan diri dari kemauan orang lain yang ingin menguasainya.
Dengan membangun sikap asertif, anak Anda berani mempertahankan diri, bahkan ketika ia tak lagi tinggal bersama Anda. Anda bisa mencoba enam cara berikut untuk menumbuhkan sikap asertif pada anak.
1. Bangun rasa percaya diri
Sering kali anak selalu mengalah terhadap anak lain karena ia tak berani menampilkan dirinya sendiri, apalagi ‘melawan’ orang lain yang dirasakan mengganggunya. Untuk itu, bantu anak membangun rasa percaya dirinya. Jelaskan bahwa ia punya kemampuan sama seperti teman-teman bermain di lingkungannya. Dia sama pintarnya, sama beraninya, sama cakapnya dan lain sebagainya.
2. Beri kesempatan bersosialisasi
Ada kalanya anak kurang mendapatkan kesempatan berinteraksi sosial dengan anak sebaya di lingkungannya. Anak jadi kuper, pemalu, dan kurang percaya diri untuk berinteraksi. Pastikan anak Anda berinteraksi dengan anak sebayanya. Misalnya, saat berkumpul bersama sepupu-sepupu seusianya, bermain bersama anak-anak tetangga, atau bermain bersama teman-temannya di sekolah.
3. Latih ia berkata “tidak”
Kemampuan menuruti dan minta tolong atau minta pendapat orang lain yang lebih baik perlu dikembangkan pada anak sejak dini. Seiring dengan pengembangan kemampuan ini, anak perlu juga dilatih berani berkata “tidak” terhadap hal-hal yang dirasakannya tidak sesuai dengan nilai, keyakinan dan harga dirinya. Jelaskan kepada anak Anda bila ia merasa keberatan atau tidak nyaman terhadap sesuatu yang diminta orang lain. Ia berhak untuk berkata ”tidak”!
[Baca juga 12 langkah jika anak Anda menjadi pembully]
4. Ajarkan waktu yang tepat
Jelaskan pula kapan saatnya ia bisa atau harus mengalah kepada temannya, dan kapan ia harus berkata "tidak," terutama bila temannya punya tujuan yang kurang baik. Misalnya sang teman ingin menguasai anak Anda, atau melakukan tindakan-tindakan yang sifatnya bullying.
5. Berikan pola asuh dan komunikasi hangat
Untuk mengembangkan keterampilan sikap asertif pada anak, orang tua perlu mendukung dengan memberi pola asuh dan komunikasi hangat dan terbuka. Anak semakin memahami arti penting dari sikap asertif dan berhasil menerapkannya bila ia mendapatkan dukungan positif dari pola asuh dan komunikasi hangat tersebut.
Pola asuh yang sebaliknya akan menumbuhkan sikap ragu, kurang berani, mudah cemas dan selalu mengikuti apa yang dimaui orang lain tanpa berani menyatakan pendapatnya.
6. Hargai usaha asertif anak
Jangan lupa beri pujian dan dukungan atas usahanya untuk bersikap asertif. Hindari mengritik, tak menghargai dan memberi label negatif kepada anak.
Klik artikel asli di sini
Sumber: Ayahbunda.co.id