Sama seperti fashion, tip mengenai diet pun bisa berubah, karena selalu ada penelitian terbaru yang dilakukan untuk mendapatkan hasil yang paling baik.
Karena itu, abaikan saja saran seputar diet yang sudah basi, dan ikuti saran terbarunya. Jangan lupa konsultasikan ke dokter Anda dulu jika perubahannya drastis.
1. Saran lama: Jangan menurunkan berat badan terlalu Cepat
Banyak pakar yang tak setuju dengan anggapan bahwa menurunkan berat badan terlalu cepat akan membuat Anda tidak bisa mempertahankan bobot itu dalam jangka panjang.
“Itu tidak benar,” ucap David Allison, PhD, direktur Nutrition Obesity Research Center di University of Alabama at Birmingham (UAB). “Dalam uji-uji klinis, penurunan berat badan secara kilat dikaitkan dengan massa tubuh yang lebih rendah dalam jangka panjang.”
Saran baru: Menurunkan berat badan secara drastis atau menjalani diet secara gila tentu tidak sehat. Namun menurunkan bobot secara perlahan-lahan juga bukan satu-satunya pilihan. “Beberapa orang lebih termotivasi bila berhasil menurunkan bobot secara cepat,” kata David. Lakukanlah apa yang sesuai untuk Anda, asal jangan makan kurang dari 1.200 kalori per hari (pria perlu minimal 1.300 kalori).
2. Saran lama: Selalu sarapan
Awali hari dengan sarapan sehat; begitu yang banyak didengungkan orang. Namun para peneliti UAB tidak menemukan bukti cukup dari penelitian yang telah menguji apakah sarapan membantu kita mengurangi berat badan. Mereka justru menemukan bahwa melewatkan sarapan ternyata tak berdampak apa-apa atau memiliki pengaruh sedikit saja.
Sebuah penelitian pada 2002 di National Weight Control Registry (basis data yang berisi daftar 10 ribu orang lebih yang telah menurunkan sedikitnya 13 kg dan berhasil mempertahankannya selama setahun atau lebih) menemukan 78% pelaku diet yang sukses ternyata sarapan secara rutin. Para pakar mengartikan hal itu sebagai sarapan membantu mereka yang dahulu kelebihan berat badan agar tetap langsing, tetapi penelitian tidak dapat membuktikan hal itu.
“Satu-satunya cara untuk membuktikan hal itu adalah dengan meminta sekelompok laki-laki dan perempuan melewatkan sarapan, lalu melihat apakah berat badan mereka bertambah,” ucap David Levitsky, PhD, profesor nutrisi dan psikologi di Cornell University, Ithaca, New York.
Namun ketika ia dan koleganya melakukan penelitian tersebut, hasilnya cukup mengagetkan. Mereka menemukan bahwa orang-orang yang melewatkan sarapan ternyata mengonsumsi 450 kalori lebih sedikit di penghujung hari dibandingkan mereka yang sarapan.
Saran baru: Walaupun banyak alasan sehat untuk mengawali hari Anda dengan sarapan, jangan merasa bahwa itu wajib Anda lakukan, apalagi jika Anda tak lapar atau sedang mencoba menurunkan berat badan. Tim 'polisi gizi' tak akan muncul di pintu, dan hal itu bisa saja mempercepat penurunan berat badan. Namun Anda tetap perlu sarapan jika melakukan aktivitas yang menuntut konsentrasi tinggi.
3. Saran lama: Makan di rumah selalu lebih baik daripada makan di luar
“Selama bertahun-tahun, kita pikir kalori makanan dan minuman yang kita beli di luar rumah menyumbangkan porsi kalori terbesar dalam pola makan kita,” kata Adam Drewnowski, PhD, Direktur Center for Public Health Nutrition di University of Washington, Seattle.
Namun orang mungkin telah salah menginterpretasikan angkanya. Sekitar 35% jumlah uang yang kita keluarkan untuk makanan dan minuman terjadi di restoran, karena makan di luar secara umum lebih mahal daripada di rumah. Angka itu secara tidak tepat disamakan dengan persentase kalori yang kita dapatkan dari makan di luar.
Penelitian yang Adam lakukan menemukan bahwa makanan dari restoran cepat saji dan restoran dengan layanan lengkap hanya menyumbang 17%-26% saja dari total konsumsi kalori kita.
“Soda yang dibeli dari tempat-tempat itu hanya menyumbang satu persen dari kalori diet, sementara makanan dari mesin jual otomatis hampir nol,” kata Adam. Sebesar 76% kalori diet berasal dari makanan yang kita beli di toko bahan pangan, toko pengecer dan toko produk spesifik, kemudian dikonsumsi di rumah.
Saran baru: “Perhatikan baik-baik kuitansi belanja Anda,” saran Adam. “Toko biasanya memberi daftar per barang, yang berarti Anda bisa melihat dari mana sumber utama kalori berasal.” Anda sebaiknya mengonsumsi sayur dan buah, protein tanpa lemak dan gandum utuh yang seimbang, serta sesedikit mungkin makanan kemasan atau olahan.
Dua saran klasik yang ternyata sudah basi ada di halaman berikutnya.