Sedih sekali menyimak berita tentang tiga anak terpapar HIV di Samosir, Sumatra Utara, yang terpaksa keluar dari sekolah.
Jika mereka tetap bersekolah di sana, semua murid sekolah itu akan keluar, karena para orang tua murid tak ingin anak mereka bergaul dengan pengidap HIV, dan ditakuti tertular penyakit itu.
Solusi kasus di atas hingga artikel ini ditulis adalah pemerintah menyediakan home schooling bagi anak-anak yang terpapar HIV, dan pemerintah menjamin bahwa mereka tidak akan diusir dari lingkungan mereka.
Sikap masyarakat ini adalah salah bentuk ketidaktahuan mereka akan HIV, juga AIDS. Menyadarkan dan menginformasikan dunia tentang HIV dan AIDS kembali jadi agenda utama peringatan Hari AIDS Sedunia tanggal 1 Desember.
Lima hal berikut adalah hal-hal penting yang belum juga dipahami masyarakat (mungkin juga oleh Anda) tentang Human Immunodeficiency Virus (HIV).
1. HIV bukan AIDS
Jika seseorang mengidap atau terpapar HIV, ia bukan otomatis menjadi penderita AIDS. Jika seseorang terinfeksi HIV, ia disebut HIV+ atau HIV positif.
Karena HIV menyerang sistem kekebalan tubuh yang menjadi pertahanan tubuh terhadap penyakit, orang itu bisa terkena AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).
Artinya, mereka akan mendapatkan infeksi dan penyakit biasanya bisa dilawan sistem kekebalan tubuh, atau infeksi opportunistik. Contohnya adalah TBC dan pneumonia.
HIV+ tidak akan terkena AIDS jika mereka melakukan perawatan yang tepat, dalam memperlambat kerusakan sistem kekebalan tubuh. Perawatan terbaik bagi HIV+ adalah menggunakan obat ARV (antiretroviral).
Obat ini wajib dikonsumsi setiap hari selama seumur hidup agar mereka tidak menderita AIDS. Dengan minum obat tersebut, penderita HIV bisa tetap hidup sehat dan bahkan hamil, punya anak dan menyusui dengan aman.
2. Cara penularan HIV
Salah kaprah membuat masyarakat menjauhi pengidap HIV. Padahal HIV tidak menular melalui air liur, keringat, sentuhan, ciuman, gigitan nyamuk atau bekas toilet.
Penularan HIV terutama berasal dari kontak cairan tubuh, seperti darah dan sperma melalui perilaku seksual, serta penggunaan jarum suntik.
Karena itu, salah satu cara terbaik untuk mencegah penularan HIV adalah menggunakan kondom saat berhubungan seks dan tidak berganti-ganti pasangan seksual.
Dalam sebagian kasus, penularan HIV juga bisa disebabkan oleh transfusi darah. Namun, kejadian ini semakin jarang terjadi karena kini diterapkan uji kelayakan donor, termasuk donor darah, organ maupun donor jaringan tubuh.
3. Penderita HIV bisa hidup sehat dan panjang umur
Meski HIV bisa berlanjut menjadi AIDS, bukan berarti semua pengidap HIV akan meninggal karena AIDS.
Saat ini, HIV yang dikendalikan dengan baik lewat perawatan dengan ARV membuat pengidap HIV bisa hidup sehat.
Salah satu dari mereka adalah Magic Johnson, pebasket terkenal asal AS. Mengumumkan mengidap HIV di bulan November 1991 (di masa jayanya), ia malah sempat ikut olimpiade. Kini Magic Johnson masih aktif sebagai presiden klub basket Los Angeles Lakers.
Rusaknya sistem kekebalan tubuh tiap individu berbeda-beda; jika Anda pengidap HIV, menjalani perawatan dan menerapkan gaya hidup sehat, Anda bisa berusia panjang.
Menurut data WHO, HIV akan berkembang menjadi AIDS jika tidak dirawat dengan ARV, dan biasanya terjadi dalam 10 hingga 15 tahun.
Dan sebelum itu terjadi, pengidap HIV bisa hidup normal, asal tidak menjalani gaya hidup yang berisiko tinggi, seperti memakai narkoba dan seks bebas.
4. Penderita HIV bisa menikah dan punya anak
Dengan perawatan dan gaya hidup yang tepat, pengidap HIV bisa menikah dan punya anak. Bahkan mereka bisa melahirkan anak-anak yang bebas dari HIV.
5. Tahu status Anda
Tema Hari AIDS Sedunia tahun ini adalah "Know your status." Tahu status kesehatan Anda, berani ikut tes HIV jika Anda merasa gaya hidup seksual Anda bebas, bisa menjaga Anda terhindar dari HIV.
Hubungan seks yang tidak terlindungi bisa menularkan HIV, sehingga siapa pun tak perlu malu untuk mengetes status Anda.
Musuhi dan lawan HIV-AIDS, jangan biarkan virus dan penyakit itu tersebar, tapi jangan musuhi pengidapnya.