
3. Jelaskan dampak minta maaf
Beri tahu sikap anak yang salah. Jelaskan dengan bahasa yang simpel mengapa sikap tersebut salah, dan bagaimana sikap yang seharusnya. Jika anak tak diberi pemahaman bahwa sikapnya salah, ia tak akan merasa bersalah sehingga menganggap minta maaf itu tidak perlu.
Misalnya dengan mengatakan, “Coba lihat betapa sedih sepupumu hingga menangis keras. Kamu juga pasti sedih kalau direbut mainannya, kan. Bilang maaf, yuk, agar ia senang lagi dan sebagai gantinya pinjamkan mainanmu, ya.”
4. Ajarkan bahasa tubuh pendukung
Selain kata-kata atau verbal, penyesalan dan ‘pernyataan damai’ semakin tulus bila dinyatakan secara non-verbal, seperti bersalaman, merangkul, memeluk, dan mengelus.
Lewat cara ini pula, anak dapat mengenal kesalahan sambil melepaskan perasaan bersalahnya, berempati, dan mengasah kepekaannya.
5. Berikan pujian
Upaya meminta maaf tidak mudah. Ketika anak berhasil melalui proses ini, katakanlah secara terbuka bahwa Anda sangat bangga padanya. Penting diketahui anak bahwa pujian bisa menjadi motivasinya untuk tidak ragu meminta maaf tiap kali ia melakukan kesalahan.