"Berarti besok ya kita nonton bareng lagi," bunyi WhatsApp Group teman-teman SD saya.
"Aku sudah pesan tiket, nanti di-list siapa yang ikutan, ya," yang ini dari WhatsApp Group teman-teman kuliah.
"Buruan beli tiketnya, kursi kosong tinggal sedikit," lain lagi WhatsApp sepupu saya.
Hampir sebulan dirilis di bioskop-bioskop Tanah Air, film "Bohemian Rhapsody" belum juga sepi penonton.
Generasi 80-an dan 90-an menonton berulang-ulang; nobar untuk kesekian kalinya jalan terus, baik weekdays apalagi weekend.
Film tentang kehidupan Queen dari tahun 1970, yang fokus pada vokalisnya, Freddie Mercury, ini memang jadi box office di seluruh dunia. Dengan bujet diperkirakan maksimal 55 juta dolar AS, "Bohemian Rhapsody" telah meraup 384,3 juta dolar.
Meski film ini tidak akurat (beberapa fakta tidak sesuai lini masa, dan ada juga yang didramatisasi), film ini sukses bikin mereka yang sejak kecil sering mendengarkan hits band asal Inggris ini.
Namun saya tahu, mengapa teman-teman saya ingin menonton ulang lagi dan lagi, bahkan beramai-ramai. Setidaknya, lima hal ini alasannya.
1. Lagunya klasik
Adakah di antara Generasi 80-an dan 90-an yang tak kenal lagu-lagu Queen? Meski saya dan teman-teman belum lahir ketika Queen berjaya, lagu-lagu Queen itu klasik, yang tak basi didengarkan hingga kini.
Bahkan di akhir 80-an, beberapa band lokal khusus menyanyikan lagu-lagu cover Queen di pensi-pensi sekolah. Bohemian Rhapsody dan Love of My Life sudah jadi lagu ikonik. We Are the Champions bahkan jadi lagu wajib di pertandingan olahraga, kan.
2. Cocok untuk reuni
Nobar film ini seru, karena sebagai film musikal, Bohemian Rhapsody memberikan banyak kesempatan bagi Anda untuk karaoke dadakan. Nonton di teater khusus bikin kita serasa nonton konser Queen betulan.
Film ini juga punya 'aura' reuni yang kencang. Nobar film ini dengan gebetan zaman SMP? Bisa!
3. Film tentang persahabatan
Queen bukan hanya Freddie Mercury, tapi juga Bryan May, Roger Taylor, dan John Deacon. Meski ada pertengkaran dan permusuhan, mereka tetap bersahabat hingga Freddie meninggal karena AIDS tahun 1991.
Film ini juga menampilkan cerita kelam di balik ketenaran, serta pentingnya keluarga.
4. Pelajaran untuk anak Anda
Kali kedua, saya menonton bersama putri saya yang kenal lagu Bohemian Rhapsody, tapi tak kenal musisi di baliknya. Ia tak menyangka kisah mereka, secara garis besar, seperti itu. "Beneran ceritanya mereka dari awal begitu sampai Freddie kena AIDS, Nda?" tanya putri saya.
Jika anak Anda belum kenal lagu-lagu Queen, film ini perkenalan yang indah.
5. Makin ngefans Rami Malek
Kritisi boleh mencela filmnya, namun Rami Malek jempolan memerankan Freddie Mercury. Secara fisik ia memang tidak terlalu mirip Freddie. Namun aktingnya mengingatkan saya pada Reza Rahadian yang berhasil menghidupkan B.J Habibie versinya sendiri.
Ayo... siapa yang ingin maraton "Mr. Robot" setelah nonton "Bohemian Rhapsody," he he....
Foto: 20th Century Fox