Setelah masa berbunga-bunga sebagai pasangan baru telah usai, akan ada banyak tantangan yang (sebenarnya) membangun kekompakan bersama pasangan.
Beberapa waktu lalu saya bertemu dua orang teman dekat yang hubungannya dengan pasangan masing-masing baru saja berakhir. Selain cerita penyesalan, serta rasa kecewa dan amarah yang terselip, mereka belajar dari hubungan yang gagal itu. Bagi dua orang dewasa, dalam sebuah hubungan, datangnya cinta dan kemampuannya bertahan bukan sesuatu yang terus ada begitu saja. It’s not given, it’s earned.
Pahami dan cintai diri
Sekilas ini mungkin terdengar narsistis, tapi maksudnya bukan begitu. Jika seseorang masih belum menerima dan memahami dirinya, ia akan terus merasa kurang dan tak lengkap. Ia pun akan berusaha mencari pelengkap itu lewat pasangan, dan menuntut banyak hal pada pasangan. Agar ia bahagia, agar tak kesepian, agar ini dan agar itu yang tak habis-habis. Kalau ia sudah kenal baik dirinya, tentu ia mengerti memperlakukan dirinya. Ia juga akan tahu batas-batas aman seperti apa orang lain boleh bertindak pada dirinya. Ia akan selalu punya cara terbaik menghadapi konflik dan menemukan kesimbangan, sebelum menuntut ‘pertanggungjawaban’ pasangan untuk membuatnya bahagia.
Komunikasi
Ada banyak cara mengutarakan maksud dan perasaan Anda, yang bisa disalahartikan kalau menyampaikannya pun kurang tepat. Anda mengenal pasangan dan tahu persis ucapan atau perilaku seperti apa yang akan menyinggungnya, atau membuatnya lebih tenang. Belajarlah untuk bisa berargumen dan ‘berperang’ secara fair, lalu temukan solusinya. Anda dan pasangan tak harus selalu punya pikiran yang sama, tapi penting untuk berdiri di pijakan yang sama.
Menjadi teman bagi pasangan
Well, ini juga hal mendasar bagi setiap pasangan, yang menguatkan berbagai upaya mempertahankan hubungan. Maksudnya menjadi teman di sini adalah menerima ketidaksempurnaan pasangan dan saling menyesuaikan diri. Kedengarannya gampang saja, tapi ini jelas sulit pada praktiknya. Perkara pasangan berubah saja bisa memicu pertengkaran, padahal jika berhasil beradaptasi, pasti bisa langgeng. Dan itu dia, sama seperti persahabatan kita yang awet terus dengan sahabat—dari zaman purba!—lewat konflik dan perubahanlah kita saling belajar. Namanya juga berelasi, it takes two to tango!
Ingat hal kecil, utarakan lewat kata-kata
Memang, sih, ada banyak cara untuk menyampaikan rasa sayang Anda pada pasangan, tapi coba, deh, mengatakannya secara verbal. Yakin, deh, meski Anda atau pasangan bukan tipe yang terbiasa mengutarakan perasaan lewat kata-kata, sesekali pasti bisa menyegarkan kembali romantisme di antara Anda berdua. Cara lain, sampaikan pujian spontan Anda. Misalnya bahwa pasangan Anda punya selera berbusana yang bagus. Atau bilang saja bahwa dia tampak ganteng pagi itu!