Ketika Anda dan pasangan sama-sama sukses dalam berkarier, berbagai pintu terbuka, termasuk pintu kesempatan untuk melakukan korupsi.
Korupsi, dalam jumlah kecil atau besar, sama-sama bukan tindakan benar. Begitu pula jika Anda berdalih bahwa tidak masalah selama tidak ketahuan, atau semua orang di kantor Anda juga melakukannya.
Ada beberapa hal yang bisa Anda pegang sebagai prinsip agar Anda tidak korupsi, baik waktu, tenaga, apalagi barang dan uang.
1. Bukan karena kebutuhan
Psikolog Anna Surti Ariani mengungkapkan, sebagai manusia kita menjalani hidup untuk memenuhi kebutuhan. Kebutuhan yang paling besar dari pria dalah need of power, dan bagi wanita, need of affection.
“Power bentuknya bermacam-macam, salah satunya uang. Sementara affection bisa berbentuk hadiah dari suami,” kata Nina, panggilan akrab psikolog ini.
Wanita tentu senang diberi hadiah oleh pasangannya, sedangkan pria merasa memiliki power akan berusaha mempertahankan kebanggaannya.
Namun, ini bukan alasan untuk korupsi. Bentuk hadiah bisa beragam, dan pepatah old school untuk tidak lebih besar pasak daripada tiang masih berlaku hingga jaman now.
2. Pentingnya keterbukaan
Meski terdengar klise, hal yang paling penting dalam sebuah hubungan adalah adanya komunikasi dan keterbukaan, salah satunya dalam urusan pendapatan.
Nina mengungkapkan, ada dua alasan pasangan Anda menutupi pendapatannya Pertama, jika ia menduga istrinya boros. Kedua, ika ada kekerasan dalam rumah tangga.
Nina mengungkapkan, kekerasan di sini tidak semata-mata berbentuk fisik. “Bila seorang suami 'menahan' uangnya sehingga istrinya tidak memiliki akses ke keuangan keluarga, itu sudah termasuk kekerasan,” ujar Nina.
Jika Anda tidak termasuk di antara dua kategori tadi, sebaiknya jangan sungkan bertanya mengenai pendapatan pasangan Anda. Namun, jika ia tetap berahasia kepada Anda, Nina menyarankan untuk mengajaknya mengobrol baik-baik. Di sinilah kemampuan komunikasi Anda berdua diuji.
Pengawasan ini juga ikut tertulis dalam rekomendasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang dihasilkan dalam Musyawarah Nasioal VIII. Rekomendasi tersebut meminta wanita agar selalu mengawasi sumber penghasilan suami sebagai salah satu upaya mencegah perilaku korupsi.
Keterbukaan finansial sebaiknya diikuti dengan cara pengelolaan keuangan yang tepat. Anda dan pasangan juga harus berkomitmen untuk tidak menuntut di luar kemampuan, tidak tergoda memenuhi kebutuhan pasangan dengan cara melanggar hukum, dan mengatur keuangan dengan efektif.
Dua hal berikut bisa jadi prinsip Anda membentuk keluarga bebas korupsi