Tidak ada orang yang tidak pernah mengalami stres dalam hidupnya. Sebagai kumpulan respons fisiologis maupun emosional terhadap stimulus apa pun yang mengganggu keseimbangan seseorang, stres menjadi sesuatu yang normal terjadi.
Meski demikian, respons otomatis orang terhadap stres umumnya cenderung negatif; dari susah tidur, pola makan tidak teratur, tidak memiliki kepercayaan diri, merasa cemas dan gelisah, sulit berpikir, depresi, keinginan untuk bunuh diri hingga sakit jiwa. Padahal, stres tidak selalu buruk.
Ada stres yang baik, disebut eustress, yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang lebih baik lagi. Stres itu diadaptasi dengan baik oleh tubuh sebagai respons normal dan memberikan rasa nyaman dalam melakukannya.
Sebaliknya, ada stres yang buruk, disebut distress, yang membuat orang tidak nyaman, baik secara fisik maupun psikis. Stres itu diakibatkan respons adaptasi yang kurang baik.
Banyak hal yang menimbulkan stres, entah pekerjaan, keuangan, lingkungan sekitar. Namun empat hal ini bisa membuat Anda stres, tapi ada cara tepat untuk meresponsnya.
1. Membohongi diri sendiri
Banyak orang jaga image karena ada ketidaksesuaian antara logika dan perasaan. Apa yang dipikirkan serta diucapkan berbeda dengan apa yang dirasakan. Mereka kerap membohongi diri sendiri untuk membahagiakan orang banyak, termasuk tuntutan pekerjaan yang sebenarnya tidak lagi masuk akal.
2. Berlarut-larut memikirkan masalah
Memikirkan masalah secara terus-menerus, tanpa menghiraukan jam istirahat, merupakan akar penyebab stres. Apakah Anda memperoleh solusi dan perubahan saat itu juga?
Tekanan beruntun tanpa adanya jeda dapat menyebabkan depresi mendalam. Karena itu, dibutuhkan waktu istirahat yang baik agar esok hari Anda dapat menghadapi dan mendapatkan solusi yang bermanfaat.
3. Ketidakharmonisan dalam rumah tangga
Meski masih tabu pada sebagian besar masyarakat Indonesia, seks bisa memengaruhi semangat hidup seseorang. Setiap pasangan saling menjunjung kesamaan dalam keharmonisan rumah tangga. Seks tidak hanya mengenai hubungan secara fisik, tetapi sebagai sarana untuk menyalurkan emosi dengan pasangan.
4. Terburu-buru mengambil keputusan
Keputusan yang terlalu cepat diambil dapat membuat Anda salah langkah ketika bertindak. Beban hidup lebih baik dijalankan selangkah demi selangkah sesuai dengan konteksnya, agar tidak membuat hidup semakin terbebani.
Ada dua perspektif untuk memilah beban hidup, yakni berdasarkan perspektif waktu dan pencapaian. Perspektif waktu berorientasi kepada penentuan kapan saat yang tepat untuk menghadapi sesuatu hal. Sedangkan melalui perspektif pencapaian, seseorang dapat memilih beban mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu, untuk memperoleh target impian.