Ketika beberapa waktu lalu diundang The Embassy of Sweden in Jakarta ke Stockholm, saya tak menyangka bakal jatuh hati pada ibu kota Swedia ini.
Meski di musim dingin hingga awal musim semi cuaca Stockholm bikin saya harus memakai baju berlapis-lapis, Stockholm memberikan atmosfer yang modern tapi hangat.
Jika Anda berniat berlibur ke Stockholm, atau sedang transit di Stockholm, jangan lupa kunjungi tiga destinasi wisata klasik ini. Disebut klasik memang karena mainstream, tapi juga karena bisa menunjukkan mengapa Swedia penting di mata dunia.
Satu lagi, tiga destinasi ini cocok dikunjungi bareng keluarga.
1. The Royal Palace
Istana utama Kerajaan Swedia ini terletak di Old Town atau Gamla Stan, dan merupakan kantor resmi dari Raja Carl XVI Gustav dan Ratu Silvia. Di dalam istana ini terdapat tiga museum.
Satu, Treasury, yang menyimpan barang-barang kerajaan seperti mahkota. Dua, Tre Kronor Museum, yang menyimpan peninggalan di abad pertengahan dari sejarah Swedia. Ketiga, Gustav III's Museum Antiquities, yang berisi koleksi unik dan berharga dari Raja Gustav III.
The Royal Palace terbuka untuk umum, dan menjadi tempat raja menerima tamu kerajaan. Kadang-kadang tamu kerajaan juga diundang menginap di sini (di The Royal Apartment).
Pastikan Anda ditemani pemandu wisata, karena banyak cerita seru di sini tentang tingkah laku Raja dan Ratu Swedia di masa silam. Apalagi secara silsilah, keluarga Kerajaan Swedia berhubungan dengan keluarga Kerajaan Inggris. Namun Anda juga bisa mengenal lebih jauh keluarga Kerajaan Swedia yang moderat dan berpikiran maju.
Siapkan alas kaki yang nyaman karena istana ini memiliki banyak anak tangga yang lebar. Ventilasi yang dibiarkan alami juga bikin Anda bisa merasakan cuaca di luar istana.
2. Nobel Museum
Tak jauh dari The Royal Palace, dengan berjalan kaki (orang Swedia, apalagi di Stockholm, hobi berjalan kaki) Anda bisa sampai di Nobel Museum. Nobel Museum berada di gedung yang sama dengan Swedish Academy dan Nobel Library.
Museum ini menampilkan beragam informasi tentang sejarah Nobel Prize, para pemenang Nobel Prize (Nobel Laureates) dari tahun 1901, juga gambaran tentang penemu hadiah ini (yang juga jutawan karena menemukan dinamit), Alfred Nobel. Di ruang depan museum ini, para pengunjung disambut rel dengan profil para pemenang Nobel Prize yang terus berjalan.
Setelah ke museum, makan siang saja di Bistro Nobel, resto chic di dalam museum, dengan harga terjangkau (standar Stockholm, he he), dan penyajian yang elegan. Saya suka menu vegetariannya, wortel rebus (berukuran raksasa, he he) dengan saus herba lezat.
Jangan lupa mengecek kursi Anda di Bistro Nobel; para pemenang Nobel memberikan tanda tangan mereka di balik kursi, yang dilengkapi data diri mereka. Khusus untuk kursi yang ditandatangi Dalai Lama, kursinya digantung di Bistro Nobel bagian dalam.
3. ABBA The Museum
Sebelum Anda kenal Avicii, Zara Larrson hingga Tove Lo, Anda tentu tahu kalau Swedia punya band yang super terkenal, ABBA.
Terdiri atas Agnetha Fältskog, Björn Ulvaeus, Benny Andersson, dan Anni-Frid Lyngstad, ABBA adalah fenomena musik pop pada masanya, tahun 70-an dan awal 80-an, dengan hits yang hingga kini menjadi lagu-lagu legendaris, seperti Dancing Queen, Waterloo, hingga Mamma Mia.
Museum yang dibuka tahun 2013 ini bisa Anda capai dengan trem atau taksi, dan terletak di daerah Djurgården. Museum ini memajang memorabilia milik ABBA sepanjang karier mereka.
Anda juga bisa berkaraoke dengan pilihan beberapa hits mereka di ruang tersendiri, juga berdisko bareng teman-teman, atau jadi artis dalam 3 menit bersama ABBA versi hologram.
Jika ingin membeli suvenir, jangan lupa sedia kartu kredit atau kartu debit karena ABBA The Museum tidak menerima uang tunai. Dan hal ini bukan tanpa alasan. Menciptakan lingkungan tanpa uang tunai, seperti dijelaskan Björn di situs mereka, adalah usaha ABBA menciptakan dunia yang lebih aman dan nyaman. Mulia, ya....
Foto: Zornia, Åke E:son, Abbathemuseum.com, Kungahuset.se, Nobelcenter.se