1. Hindari berpikir berlebihan
Otak kita juga berfungsi sebagai alarm penyelamat. Imaji tentang skenario terburuk yang mungkin kita hadapi membuat kita tetap aman dari bahaya dan penolakan, karena membuat kita berpikir untuk menghindar atau menghadapinya dengan ‘pertahanan diri.’ Masalahnya, kadang otak berlebihan menanggapi sinyal bahaya, sehingga kita buru-buru menghindar dari situasi itu. Kenyataannya, realitas berjalan tak se-mengerikan yang Anda bayangkan.
Misalnya, malas pergi sendiri ke acara kantor karena takut tak ada yang mengajak biacara. Kenyataannya, tak mungkin tak ada seorang pun rekan sekantor yang tak menyadari keberadaan Anda di pesta. Jadi tenang saja, tak perlu berpikir yang buruk yang belum tentu terjadi, ya.
2. Berperan
Coba bantu persiapan acara keluarga dalam waktu dekat, dengan peran spesifik yang membuat Anda punya tanggung jawab dalam acara itu. Misalnya saja sebagai penerima tamu. Selain mengembalikan Anda dalam setting sosial, Anda bisa melatih diri kembali berhadapan dengan orang-orang.
Ini memang tak semduah kedengarannya, sebab Anda memang perlu mendorong diri Anda lebih kuat untuk bisa melangkah dari ketakutan Anda. Meski tak langsung berhasil, berlatihlah terus, respons orang lain terhadap tindakan Anda akan membangun kembali kepercayaan diri menjadi diri Anda sendiri.
3. Bersosialisasi!
Mulailah dari kegiatan yang Anda gemari. Jika Anda senang menggambar atau memahat, cobalah untuk bergabung dengan kelas yang mengajarkan keterampilan ini. Gemar berlari? Coba bergabung dengan komunitas lari. Jangan lupa juga memulai pembicaraan dengan orang yang terlihat berprospek untuk Anda ajak bicara.
Anda perlu respons positif pertama untuk melangkah lanjut. Tetaplah hadir dalam pertemuan bersama orang-orang ini. Perasaan diterima yang muncul bersama komunitas ini akan membantu Anda nyaman dalam diri sendiri.