Di musim liburan dan sebagai hadiah rapor yang bagus, wajar jika anak Anda menikmati berbagai jajanan yang mungkin sehari-hari tidak dikonsumsinya.
Apalagi jika anak Anda berlibur bersama orang lain, baik dengan nenek-kakeknya, keluarga temannya, maupun mengikuti kamp liburan. Bisa saja anak mengonsumsi jajanan yang belum tentu sehat.
Karena itu, kenali dulu 3 bahan berbahaya ini yang sering kali digunakan untuk jajanan anak. Anda harus belajar mengenalinya, mengajarkan anak dan pendampingnya selama liburan untuk mengenalinya, sehingga dapat menghindari jajanan tersebut. Anak Anda pun tetap sehat sepulang liburan.
1. Formalin
Formalin adalah larutan yang tidak berwarna. Baunya sangat tajam, dan biasa digunakan sebagai bahan perekat untuk kayu lapis dan disinfektan bagi peralatan rumah sakit. Penggunaan lain adalah sebagai bahan pengawet bagi mayat. Bahan ini telah dilarang untuk digunakan sebagai pengawet makanan.
Formalin sangat berbahaya bagi tubuh. Jika terhirup, ia dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan. Jika mengenai kulit, ia bisa menyebabkan luka bakar atau reaksi alergi. Dan jika tertelan, ia dapat menimbulkan rasa terbakar pada mulut, tenggorokan dan perut, sakit ketika menelan, mual, kejang, bahkan menyebabkan koma.
Konsumsi formalin dalam jangka panjang juga memicu penyakit berbahaya, seperti kanker. Dan tahukah Anda, bahwa jika konsumsi formalin sebanyak 30 ml (tiga sendok makan) dapat menyebabkan kematian?
Penggunaan formalin biasa ditemukan pada beberapa jajanan seperti mi basah, tahu, ikan kering maupun basah.
Untuk menghindarinya, kenali ciri-ciri berikut. Mi yang mengandung formalin tidak lengket, dan secara fisik terlihat lebih mengilat. Penggunaan pada tahu menyebabkan tahu tak mudah hancur, sementara ikan dengan formalin biasanya dijauhi lalat. Anda juga bisa mendeteksinya dari bau, karena makanan dengan formalin akan mengeluarkan aroma khas bahan kimia.
2. Boraks
Boraks merupakan sebuah senyawa berbentuk kristal putih. Ia tak berbau dan stabil terhadap suhu dan tekanan. Boraks sendiri biasa dipakai sebagai bahan pembuat deterjen dan antiseptik.
Sama dengan formalin, boraks juga berbahaya jika terhirup, mengenai kulit dan mata, serta tertelan. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa iritasi saluran pernapasan, iritasi kulit dan mata, sakit kepala, nyeri pada perut bagian atas, dan mual. Penggunaan jangka panjang akan merusak ginjal, kegagalan sistem sirkulasi tubuh akut, hingga kematian.
Konsumsi boraks sebanyak 5-10 gram pada anak-anak dapat menyebabkan kematian.
Makanan yang biasa menjadi sasaran penggunaan boraks antara lain mi, bakso, cilok, lontong, otak-otak, dan beragam kerupuk. Pada mi, bakso, cilok, lontong dan otak-otak, boraks membuat teksturnya menjadi sangat kenyal, tidak lengket, serta tidak mudah putus. Sementara pada kerupuk, boraks membuatnya sangat renyah dan terasa getir di mulut.
3. Rhodamin B dan Methanyl Yellow
Rhodamin B merupakan pewarna sintesis berbentuk kristal merah, yang dalam larutan akan berwarna merah terang. Sementara, Methanyl Yellow adalah zat warna berwarna kuning kecokelatan yang berbentuk serbuk. Keduanya biasa digunakan pada indsutri tekstil dan kertas.
Kedua bahan di atas membahayakan tubuh karena dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan. Jika terpapar pada bibir, mereka dapat menyebabkan bibir menjadi pecah-pecah, kering, gatal, dan terkelupas. Lebih jauh, mereka dapat memicu gangguan fungsi hati, kandung kemih, serta kanker. Penyalahgunaan keduan bahan ini biasa ditemui pada jajanan kerupuk, terasi, gulali, hingga sirop berwarna merah.
Cara untuk mengenali keberadaan dua bahan ini adalah dengan mengenali warnanya. Perhatikan apakah jajanan memiliki warna merah atau kuning yang sangat mencolok dan cenderung berpendar. Kemudian, lihat apakah terdapat titik-titik warna yang tidak merata. Jika ya, tinggalkan.