Apakah Anda dijuluki Tukang Ngaret karena tak pernah tepat waktu di setiap kesempatan, baik urusan kerja maupun pribadi? Meski niat Anda ingin tepat waktu, mengapa ya sulit sekali mengubah kebiasaan ini?
Ternyata ada penjelasan ilmiah mengapa seseorang selalu saja terlambat atau ngaret di setiap kesempatan, dan mengapa juga niat mereka untuk mengubah kebiasaan buruk ini selalu gagal.
Banyak penelitian membuktikan bahwa kepribadian tertentu memang sulit untuk mengubah kebiasaan ini, meskipun mereka tahu konsekuensi yang dihadapi karena terlambat atau ngaret.
Menurut penelitian di New York dan San Diego, setidaknya ada tiga alasan mengapa Anda selalu terlambat atau ngaret, walau tahu risiko atau konsekuensi yang mesti dihadapi.
1. Lemah dalam perencanaan
Penelitian menunjukkan bahwa 40% dari manusia selalu salah memperkirakan lamanya suatu tugas dikerjakan. Dan jika Anda lemah dalam perencanaan, bisa jadi Anda salah memperkirakan waktu tiap tugas, sehingga Anda pun ngaret.
Apalagi di Jakarta atau kota besar lain yang rentan risiko kemacetan. Anda harus lebih cerdas lagi dalam memperkirakan jarak tempuh menuju tempat pertemuan agar tidak terlambat. Alasan macet mungkin saja benar, tapi lama-lama jadi terdengar basi.
Anda bisa memperbaiki kelemahan ini dengan membuat perencanaan yang lebih detail di jadwal Anda. Dengan demikian Anda bisa tahu kapan harus menyelesaikan tugas, kapan harus segera berangkat, agar tidak terlambat. Jangan lupa, disiplinlah dengan jadwal yang Anda buat.
2. Multitasking
Mereka yang mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus cenderung melupakan waktu sehingga lebih mudah untuk terlambat atau ngaret.
Penelitian juga membuktikan bahwa mereka yang multitasking di rumah sebelum berangkat kerja umumnya lebih sering terlambat ke kantor dibandingkan mereka yang melakukan pekerjaan satu per satu.
Cara mengubah kebiasaan ngaret Anda tidak sulit: Belajar untuk mengerjakan segalanya lebih teliti dan satu per satu. Meski multitasking kadang bisa menghemat waktu, kalau Anda malah kerepotan, justru waktu Anda lebih banyak terbuang.
Mungkin itu alasan Anda untuk tidak menyiapkan bekal makan siang anak sambil mengecek e-mail kantor dan nonton streaming episode terbaru drama Korea favorit, ya....
3. Terlalu santai
Hidup itu memang jangan dibawa serius; tapi juga jangan terlalu santai, karena Anda bakal terlambat atau ngaret.
Mereka yang memang nyantai cenderung lebih sering terlambat atau ngaret karena menganggap waktu bukanlah sesuatu yang harus dikejar
Anda bisa mengubah kebiasaan ini dengan lebih disiplin, dan tidak menunda-nunda sesuatu. Jika dalam dua jam lagi Anda harus berangkat, jangan tambah lima menit lagi, atau "Nanti ya, setelah menghabiskan segelas kopi dulu," dan seterusnya.
Hidup memang tidak harus terburu-buru, tapi juga jangan terlalu santai dan membuat orang lain terlalu lama menunggu karena Anda ngaret melulu.