Memperingati 10 tahun di dunia dan tahun kesembilan di Indonesia, Earth Hour berkembang dengan tambahan aksi nyata mengubah gaya hidup.
Earth Hour, aksi mematikan listrik selama satu jam yang serentak diselenggarakan di seluruh dunia, sudah berjalan selama 10 tahun. Sedangkan Indonesia, tahun ini adalah tahun kesembilan. Tema Earth Hour 2017 adalah Shine a Light on Climate Action - from Moment to Movement. Aksi ini tidak hanya memanfaatkan momen earth hour dengan mematikan listrik selama satu jam, tetapi berlanjut dengan #SejutaAksi.
Gerakan #SejutaAksi mengajak satu juta individu (atau kelompok) untuk membuat dan mendonasikan kaus bekas untuk dijadikan tas belanja (reusable shopping bag) dalam upaya mengurangi penggunaan kantong plastik. Aksi ini dilakukan sedikitnya di 30 kota di Indonesia selama satu tahun sampai Maret 2018. Donasi tas belanja yang terkumpul akan didistribusikan ke supermarket dan pasar tradisional.
Aksi ini melanjutkan dan mendukung sebuah gerakan Indonesia bebas sampah plastik 2020 yang dimulai pada Hari Peduli Sampah Nasional (21 Februari 2017). Data Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), total jumlah sampah bisa mencapai 68 juta ton pada tahun 2019 nanti, dengan sampah plastik mencapai 9,52 ton.
Gerakan #SejutaAksi didukung oleh selebriti seperti Sogi Indra Dhuaja, Arifin Putra, Davina Veronica, Jessica Mila, Michelle Joan, dan Carlo Saba. Mereka beramai-ramai akan mengampanyekan gerakan #SejutaAksi di media sosial masing-masing.
"Bumi bukan hanya tanggung jawab satu orang. Saya senang aksi ini makin lama makin banyak yang berpartisipasi," ujar Davina. Sedangkan Arifin Putra mengaku sejak dulu sudah mencintai alam. Ia sering traveling ke berbagai negara tetapi baru sadar harus menjaga kelestarian alam setelah berkunjung ke Nepal.
"Saya melihat seorang ibu yang merenung di depan pemandangan yang luar biasa indah. Saya tanya, kenapa ibu merenung? Beliau menunjukkan suatu lembah dan mengatakan di lembah itu dulu ada 200 rumah yang kini sudah tidak ada karena longsor. Ibu itu juga kehilangan keluarganya. Dari pengalaman itu saya ingin menjaga alam ini agar tidak rusak. Saya pikir, apa yang bisa saya lakukan? Setelah gabung dengan WWF saya tahu bisa dimulai dari hal-hal kecil seperti mengurangi penggunaan sampah plastik. Gerakan #SejutaAksi ini bisa membantu karena semua orang mendaur ulang kaus bekas menjadi tas belanja," ungkap Arifin.
Dukungan dari sektor bisnis salah satunya datang dari Shangri-La Hotel Jakarta. Shangri-La telah mendukung kampanye Earth Hour sejak 2010. Selain melakukan pemadaman listrik tanggal 25 Maret, keesokan harinya tanggal 26 Maret 2017 Shangri-La akan menyelenggarakan Sunday Market yang menampilkan produk dari produsen-produsen makanan lokal dan ramah lingkungan terpilih.
Melalui kegiatan ini, Shangri-La Hotel mengedukasi tamu dan khalayak untuk memprioritaskan konsumsi hasil bumi lokal daripada produk impor untuk mengurangi kontribusi jejak karbon yang dihasilkan kegiatan produksi, transportasi, dan distribusi makanan dari produsen ke konsumen. Dalam kegiatan Sunday Market ini Shangri-La juga menerima donasi kaus bekas untuk dijadikan tas belanja, untuk mendukung gerakan #SejutaAksi.
Earth Hour tahun ini akan digelar tanggal 25 Maret pukul 20.30 sampai 21.30 waktu setempat. "Papua tahun ini juga berpartisipasi dalam Earth Hour, untuk pertama kalinya. Jadi perubahan kita lakukan mulai dari Timur Indonesia," ujar Benja Mambai, PLT CEO WWF Indonesia.
Anda bisa berpartisipasi dengan cara mematikan listrik di rumah masing-masing selama satu jam. Atau jika Anda berencana mengikuti perayaan Earth Hour di tempat-tempat tertentu, informasi bisa Anda dapatkan melalui website http://earthour.wwf.or.id atau www.earthhour.org.
Khusus untuk individu yang memiliki aksi, dapat mendaftarkan aksinya pada website www.earthhourbuddies.com dan akan dipertemukan lewat dunia maya dengan individu pendukung aksi konservasi yang menjadi peserta kegiatan lari 5K di SunDown Marathon, Singapura, yang digelar bertepatan dengan momen Earth Hour. Anda juga dapat mendukung melalui media sosial dengan cara membagikan informasi ini di mesia sosial masing-masing.
Foto: Tenni Purwanti
Earth Hour, aksi mematikan listrik selama satu jam yang serentak diselenggarakan di seluruh dunia, sudah berjalan selama 10 tahun. Sedangkan Indonesia, tahun ini adalah tahun kesembilan. Tema Earth Hour 2017 adalah Shine a Light on Climate Action - from Moment to Movement. Aksi ini tidak hanya memanfaatkan momen earth hour dengan mematikan listrik selama satu jam, tetapi berlanjut dengan #SejutaAksi.
Gerakan #SejutaAksi mengajak satu juta individu (atau kelompok) untuk membuat dan mendonasikan kaus bekas untuk dijadikan tas belanja (reusable shopping bag) dalam upaya mengurangi penggunaan kantong plastik. Aksi ini dilakukan sedikitnya di 30 kota di Indonesia selama satu tahun sampai Maret 2018. Donasi tas belanja yang terkumpul akan didistribusikan ke supermarket dan pasar tradisional.
Aksi ini melanjutkan dan mendukung sebuah gerakan Indonesia bebas sampah plastik 2020 yang dimulai pada Hari Peduli Sampah Nasional (21 Februari 2017). Data Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), total jumlah sampah bisa mencapai 68 juta ton pada tahun 2019 nanti, dengan sampah plastik mencapai 9,52 ton.
Gerakan #SejutaAksi didukung oleh selebriti seperti Sogi Indra Dhuaja, Arifin Putra, Davina Veronica, Jessica Mila, Michelle Joan, dan Carlo Saba. Mereka beramai-ramai akan mengampanyekan gerakan #SejutaAksi di media sosial masing-masing.
"Bumi bukan hanya tanggung jawab satu orang. Saya senang aksi ini makin lama makin banyak yang berpartisipasi," ujar Davina. Sedangkan Arifin Putra mengaku sejak dulu sudah mencintai alam. Ia sering traveling ke berbagai negara tetapi baru sadar harus menjaga kelestarian alam setelah berkunjung ke Nepal.
"Saya melihat seorang ibu yang merenung di depan pemandangan yang luar biasa indah. Saya tanya, kenapa ibu merenung? Beliau menunjukkan suatu lembah dan mengatakan di lembah itu dulu ada 200 rumah yang kini sudah tidak ada karena longsor. Ibu itu juga kehilangan keluarganya. Dari pengalaman itu saya ingin menjaga alam ini agar tidak rusak. Saya pikir, apa yang bisa saya lakukan? Setelah gabung dengan WWF saya tahu bisa dimulai dari hal-hal kecil seperti mengurangi penggunaan sampah plastik. Gerakan #SejutaAksi ini bisa membantu karena semua orang mendaur ulang kaus bekas menjadi tas belanja," ungkap Arifin.
Dukungan dari sektor bisnis salah satunya datang dari Shangri-La Hotel Jakarta. Shangri-La telah mendukung kampanye Earth Hour sejak 2010. Selain melakukan pemadaman listrik tanggal 25 Maret, keesokan harinya tanggal 26 Maret 2017 Shangri-La akan menyelenggarakan Sunday Market yang menampilkan produk dari produsen-produsen makanan lokal dan ramah lingkungan terpilih.
Melalui kegiatan ini, Shangri-La Hotel mengedukasi tamu dan khalayak untuk memprioritaskan konsumsi hasil bumi lokal daripada produk impor untuk mengurangi kontribusi jejak karbon yang dihasilkan kegiatan produksi, transportasi, dan distribusi makanan dari produsen ke konsumen. Dalam kegiatan Sunday Market ini Shangri-La juga menerima donasi kaus bekas untuk dijadikan tas belanja, untuk mendukung gerakan #SejutaAksi.
Earth Hour tahun ini akan digelar tanggal 25 Maret pukul 20.30 sampai 21.30 waktu setempat. "Papua tahun ini juga berpartisipasi dalam Earth Hour, untuk pertama kalinya. Jadi perubahan kita lakukan mulai dari Timur Indonesia," ujar Benja Mambai, PLT CEO WWF Indonesia.
Anda bisa berpartisipasi dengan cara mematikan listrik di rumah masing-masing selama satu jam. Atau jika Anda berencana mengikuti perayaan Earth Hour di tempat-tempat tertentu, informasi bisa Anda dapatkan melalui website http://earthour.wwf.or.id atau www.earthhour.org.
Khusus untuk individu yang memiliki aksi, dapat mendaftarkan aksinya pada website www.earthhourbuddies.com dan akan dipertemukan lewat dunia maya dengan individu pendukung aksi konservasi yang menjadi peserta kegiatan lari 5K di SunDown Marathon, Singapura, yang digelar bertepatan dengan momen Earth Hour. Anda juga dapat mendukung melalui media sosial dengan cara membagikan informasi ini di mesia sosial masing-masing.
Foto: Tenni Purwanti