Pasti Anda sangat kesal jika anak Anda di-bully di sekolah, atau dalam lingkungan pergaulannya. Intinya, di mana saja, Tapi bagaimana jika yang terjadi justru sebaliknya, anak Anda justru yang melakukan bullying?
Yang pertama, jika mendapat laporan ini, jangan menolak fakta dan tidak terima. Tenang dulu, cermati buktinya. Jika memang benar, ini tip yang harus Anda lakukan.
- Tetap tenang, jika panik keadaan tak bisa lebih baik.
- Terima dan akui perilaku anak. Anda tak perlu menutup mata. Dengan demikian, kelakuannya bisa segera diperbaiki.
- Tetap mencintai anak dan memperlakukannya seperti biasa, tetapi bencilah pada kelakuannya.
- Jadilah model untuk berperilaku positif dengan memberi contoh positif kepada anak, terutama di rumah.
- Pertahankan reputasi baik anak. Tak perlu mencap anak sendiri sebagai "anak nakal." Cap anak nakal justru membuat anak terkondisi dengan reputasi buruknya itu.
- Cek apakah anak pernah jadi korban bullying, tetapi jangan jadikan hal itu alasan untuk menerima perilaku bullying-nya.
- Bekerja sama dengan sekolah untuk menyelesaikan masalah ini. Sekali lagi, membantah atau bersikap tidak terima padahal fakta bicara adalah tindakan gegabah.
Anda harus berbesar hati mengakui jika memang ia memiliki ciri-ciri ini. Apalagi pelaku bullying biasanya tidak ingin orang dewasa memergoki mereka tengah melakukan aksinya, jadi mereka akan melakukannya diam-diam, karena biasanya mereka tahu apa yang mereka lakukan tidak benar. Pelaku juga akan jadi ‘pemimpin’ dan merekrut teman-temannya untuk gabung, tidak hanya di sekolah, tapi juga di tempat lain.
Coba perhatikan apakah ia:
- Selalu merasa harus berkuasa?
- Emosinya cepat meledak dan melakukan tindakan agresif?
- Tidak merasa bersalah setelah melakukan tindakan salah?
- Kurang menunjukkan empati kepada orang lain?
- Agresif terhadap orang dewasa?
Tidak hanya pada target, bullying juga berakibat buruk bagi pelakunya. Salah satu dampaknya, mereka akan menemukan kesulitan dalam membina pertemanan, yang bisa berpengaruh hingga dia dewasa kelak saat harus membina hubungan dengan siapa pun dalam hidupnya. Ia juga akan memiliki masalah-masalah sosial dan emosi. Kalau tidak diarahkan dan ditolong, anak-anak ini pun kelak bisa memiliki konsep diri yang negatif. Dia akan melabel dirinya sendiri sebagai troublemaker.
Bullying memang mungkin menyakitkan. Tapi, dengan penanganan yang baik dan dukungan Anda sepenuhnya, anak akan menjadi lebih kuat, belajar berani menghadapi tantangan, belajar membela diri dan menghargai diri sendiri. Penanganan yang baik juga membuat pelaku belajar menangani konflik dan emosinya dengan lebih baik. Dan, Anda juga belajar menjadi orang tua yang lebih bijak, pendengar dan pendukung terbaik bagi anak.
Klik artikel asli di sini
Sumber: Ayahbunda.co.id, Parenting.co.id