Pukul 3 pagi, bus yang saya tumpangi ditabrak traktor saat dalam perjalanan dari Vientiane ke Pnom Penh, Kamboja. Saya menunggu hingga jam 10 pagi, namun masalah belum berakhir. Di Pnom Penh, seseorang merampas tas saya ketika sedang naik ricksaw (tuk-tuk). Waktu itu pukul 9 malam, dan saya meminta bantuan Kedubes RI. KBRI tidak punya wisma sehingga saya menumpang di rumah staf. Untuk SPLP (Surat Pengganti Laksana Paspor) dibantu KBRI, tapi tidak ada bantuan biaya kepulangan.
Bujet saya jadi bengkak hingga empat kali lipat karena kejadian itu. Termasuk karena Kepolisian Kamboja meminta uang untuk surat kehilangan dan Imigrasi Kamboja untuk surat lainnya.
Eko Dony Prayudi | Tukangjalanjajan.com