Adalah Don Hasman, pengelana sekaligus penulis buku berjudul Urang Kanekes, Baduy People, yang membuat Mandy -panggilan akrab Amanda Indah Lestari, Creative Director Rumah Lekat- tertarik untuk mengunjungi Baduy tiga tahun lalu, dan ingin mengangkat kain tradisional yang biasa ditenun perempuan Baduy sejak usia mereka beranjak remaja.
"Awalnya, tenun mereka umumnya berwarna suram. Saya katakan kepada para perajin, kalau karya mereka ingin dilihat oleh dunia luar, mari kita coba warna-warna yang lebih bright. Saat sudah menjadi busana siap pakai, mereka takjub karena sebelumnya mereka tidak punya referensi akan menjadi apa kain yang mereka tenun setiap hari," ujar Mandy.
Mandy tetap mengunakan benang tenun yang biasa digunakan oleh perempuan Baduy, tetapi ia celup dulu dengan pawarna alami untuk dikembalikan lagi kepada para perajin untuk ditenun. Biasanya, ia telah menyiapkan sketsa busana sehingga para perajin dapat mmebuat kain sesuai pesanan. Ia juga menyesuaikan ketebalan benang dengan busana yang akan dibuat.
5 Inspirasi Gaya Pink dari Jakarta Fashion Week 2018
Jika warna pink memang identik dengan Hari Valentine, busana ini bisa jadi pilihan Anda. ... more
Dian Sastrowardoyo dan Cinta Barunya
Dian mengaku mudah jatuh cinta pada kain tenun. ... more
Koleksi Khusus Lebaran dari Wignyo Rahadi
Koleksi Tenun Gaya yang simpel untuk Hari Raya kini tersedia di kawasan Menteng. ... more