Mata, organ kecil tapi mampu memindahkan isi dunia ini ke dalam memori otak kita.
Sebegitu pentingnya, maka harusnya kita segera sadar ketika terjadi sedikit saja perubahan. Degenerasi pada mata umumnya terjadi berkaitan dengan bertambahnya usia.
Mata kering
Gangguan mata yang sangat sering terjadi, teruma di usia 40-an. Penyebabnya kualitas air mata yang buruk, berkurangnya produksi air mata, dan fungsi kelopak mata yang berkurang berakibat kedipan mata berkurang.
Lapisan air mata terdiri atas tiga lapis, yaitu lapisan minyak lipid, air atau akuos, dan musin. Masalah di salah satu lapisan itu saja akan menyebabkan gejala mata kering. Gejalanya, sensasi rasa panas, kering dan gatal pada mata, timbul kotoran pada mata, dan meningkatnya rasa iritasi mata bila terkena angin dan asap.
Gejala lainnya, mata lelah sehabis membaca dalam waktu yang tidak lama, tidak tahan terhadap cahaya, sulit mengenakan lensa kontak, mata berair, dan mata buram setelah lama digunakan untuk bekerja.
Ada beberapa obat yang menyebabkan berkurangnya lapisan air mata, yakni diuretika yang biasanya digunakan untuk mengobati penyakit hipertensi, angiotensin-converting enzim (ACE) inhibitors; juga untuk mengobati hipertensi, antihistamin dan decongestans, obat tidur, obat KB, antidepresan dan lain-lain.
Penyebab lainnya adalah lingkungan yang kering, angin dan matahari kuat, serta ketinggian tertentu. Anda yang bekerja di depan layar monitor selama berjam-jam dengan konsentrasi tinggi, menyetir, dan membaca, biasanya mengurangi jumlah kedipan sehingga penguapan air mata lebih banyak.
Masalah mata kering jarang menyebabkan komplikasi yang serius, tapi bila Anda mengalaminya, lebih baik ke dokter mata untuk mendapat penanganan yang tepat.
Glaukoma
Gangguan pada saraf penglihatan yang menyebabkan luas pandangan menyempit, dan berakhir dengan kebutaan.
Bisa terjadi pada setiap usia, tapi lebih mudah dialami Anda yang berusia 40-an. Selain itu Anda terisiko apabila ada keluarga dekat yang menderita glaukoma, Anda menderita rabun jauh, diabetes mellitus, menjalani pengobatan dalam waktu lama dengan steroid (asma, rematik, dan lain-lain), hipertensi, dan sering menderita migrain.
Penyakit ini dapat mengenai satu atau dua mata dan terjadi pada semua umur, baik laki-laki maupun perempuan. Di banyak negara termasuk Indonesia, glaukoma merupakan penyebab kebutaan nomor dua setelah katarak.
Glaukoma terjadi akibat tekanan tinggi pada bola mata. Tekanan ini yang paling sering terjadi, penyebabnya adalah hambatan pengeluaran cairan bola mata. Anda yang sudah terkena glaukoma sebaiknya gunakan obat sesuai petunjuk dokter, jangan minum terlalu banyak, kurangi kopi; batasi satu cangkir sehari, merokok tidak lebih dari lima batang sehari, hindari kerja fisik dan mental yang berlebihan, istirahat dan tidur cukup.
Bila Anda berobat untuk penyakit lain, jangan lupa katakan pada dokter bahwa Anda menderita glaukoma.