Kata Bimbim Slank, anak perempuan adalah sumber inspirasinya. Ia pun menuangkan kasihnya dalam lirik-lirik lagu.
Bagi Bimo Setiawan Almachzumi atau yang lebih dikenal sebagai Bimbim Slank, anak perempuan adalah sumber inspirasi. “Baru setelah memiliki anak perempuan saya mengerti artinya cinta. Ternyata pure love adanya di anak perempuan. Anak perempuan lembut dan menenangkan,” ungkap Bimbim, saat ditemui di rumahnya yang bersebelahan dengan markas Slank.
Bimbim memiliki dua anak perempuan—Mezzaluna D. Azzurri atau Una, 15, dan Tallulah Alami, 10. Ia telah menciptakan lagu untuk masing-masing anak perempuannya itu. Lagu “Indonesiakan Una” diciptakannya sebagai wujud kekhawatiran seorang ayah terhadap masa depan anak perempuannya yang tinggal di Indonesia. Liriknya menyindir kondisi Indonesia dari sudut pandang seorang suami dan ayah, seperti sekolah mahal, menjamurnya restoran franchise, dan mainan anak yang modern.
Sedangkan lagu kedua berjudul “Talullah Alami” sengaja diambil dari nama lengkap putri keduanya. Kau bagaikan kertas putihku. “‘Kan kugambarkan dunia indah penuh damai,” begitu Bimbim menulis liriknya.
Una dan Talullah juga pernah menjadi backing vokal untuk lagu Kupu Biru (Slank featuring Poppy Sovia dan Yuyun Arfah). Liriknya tentang tidak boleh berantem meskipun berbeda. “Kebetulan butuh suara anak-anak. Di bridge mereka ngamen berdua,” canda Bimbim.
Selain itu, keduanya selalu dibawa setiap kali Slank manggung. Bahkan Una yang paling sering naik ke panggung kalau ayahnya menggantikan Kaka sang vokalis untuk menyanyi. “Kalau lihat ayahnya nyanyi, Una minta digandeng, ikut nyanyi pakai boots,” kenang Bimbim.
Ia tak menyiapkan anak-anak perempuannya untuk mengikuti jejaknya menjadi penyanyi, tetapi Bimbim telah mengajarkan alat musik kepada mereka sejak kecil. “Una sudah bisa piano dan gitar. Tallulah baru piano karena gitar harus 10 tahun ke atas. Banyak orang yang saya kenal dan tidak suka musik hidupnya tidak tenang, membosankan. Maka saya ajarkan mereka untuk menyukai musik. Musik apa pun yang saya dengar, mereka juga dengar. Favorit kami lagu-lagunya Beatles,” kata Bimbim.
Bimbim mengaku, lahirnya Una adalah bidadari penyelamat. Kelahiran Una membuat Bimbim lebih percaya diri untuk jalan lebih ‘lurus’. Bimbim bahkan sampai berhenti merokok sejak Una berusia 8 tahun. “Saya dulu merokok bisa dua sampai tiga bungkus sehari. Setiap merokok lihat korek saya yang dicoret-coret Una, jadi ingin berhenti,” cerita Bimbim.
Sejak kecil, Una dan Talullah sudah diajak keliling Indonesia dan dunia, sebagian karena mengikuti jadwal tur Slank. “Kalau di rumah, kami suka bermain keliling dunia di taman. Misalnya dari Amerika ke Inggris, Italia, dan akhirnya semua terwujud,” kata Bimbim. Sejak Una dan Talullah sekolah, mereka tak lagi ikut sang ayah tur, tapi istri Bimbim, Reny, selalu merencanakan traveling bersama saat liburan sekolah anak-anak. Terlebih dengan kelahiran anak ketiga mereka, laki-laki, mereka jadi sering tidur berlima dalam satu kamar.
Memiliki ayah terkenal tidak membuat Una dan Talullah risih. Mereka biasa membiarkan sang ayah tertinggal jauh karena ditahan fans yang minta tanda tangan saat jalan-jalan di mal. Seiring waktu, Una yang beranjak remaja kini mulai di-follow oleh Slankers (penggemar Slank) di media sosial. Bimbim hanya mengajarkan cara menghadapi fans yang kadang suka mengatur. “Slankers juga sering mengabari saya kalau lihat Una di mal mana. Mereka menjaga Una,” ungkap Bimbim. Solidaritas Slankers seperti itu membuat Bimbim merasa tak perlu menyawa bodyguard untuk diri dan keluarganya.
[Baca juga kisah Ariyo Wahab dan putrinya di sini]
Foto: Adelli Arifin
Pengarah gaya: Dian Prima