
Kebotakan pada wanita berbeda dengan pada pria. Pada wanita, kebotakan yang terjadi adalah penipisan di bagian depan dan ubun-ubun. “Kalau menipisnya parah, dan sampai menerawang, itu tetap kita sebut botak. Bedanya, kebotakan pada pria itu karena hairline mereka mundur,” jelas dr. Gunawan Budisantoso, Sp.KK dari klinik Unistem. Botak semacam itu harus membuat Anda mengubur harapan bahwa rambut bisa kembali tumbuh. Perawatan apa pun tidak akan bisa menumbuhkan rambut.
Bicara soal kebotakan permanen, ada dua jenis, yaitu Alopecia androgenic, yaitu kebotakan akibat faktor genetis, dan kebotakan Alopecia areata, yaitu kebotakan yang terjadi karena faktor autoimun. Alopecia areata bisa terjadi setempat-setempat, bisa juga menyeluruh sampai seluruh kepala gundul licin. “Kebotakan jenis ini sulit ditangani. Saya sedang menangani seorang wanita dengan kebotakan jenis ini,” kata dr. Gunawan. Ia mengatakan bahwa jumlah wanita yang menjalani perawatan jenis kebotakan ini perbandingannya hanya 1:10. Jadi, Anda tak perlu khawatir karena kasusnya (kebetulan) sedikit.
Perawatan untuk kebotakan memang diperlukan untuk mengembalikan keberadaan rambut. Rambut dibutuhkan oleh kepala untuk menjaga kelembapan kulit dan melindungi kulit kepala dari sengatan matahari serta hawa dingin. Sebelum memilih jenis perawatan, sebaiknya kita memahami lebih dulu penyebab kerontokan rambut dan jenis kebotakan yang mungkin akan kita alami. Ada dua jenis perawatan, yaitu perawatan non-bedah dan perawatan bedah. Yang termasuk perawatan non-bedah adalah pemberian obat oles atau obat semprot dan konsumsi suplemen. Kalau perawatan ini digunakan untuk mengatasi kebotakan Alopecia androgenic, hasilnya kurang maksimal. Ada juga perawatan berupa suntikan untuk menghentikan kerontokan rambut.
Perawatan bedah akan disarankan bagi Anda yang mengalami kebotakan permanen. Pasien akan disarankan untuk melakukan pencangkokan folikel, yaitu memindahkan folikel dari kepala bagian belakang ke bagian yang botak. “Karena folikel yang ada di kepala bagian belakang tidak memiliki reseptor terhadap hormon DHT (dehydrotestosteron), yaitu hormon yang menyebabkan rambut makin lama makin habis,” jelas dr. Gunawan. Sedangkan kepala bagian depan dan atas terdapat reseptor terhadap hormon DHT. Itu sebabnya umumnya kebotakan terjadi di wilayah depan dan atas.
Transplantasi folikel adalah proses memindahkan folikel ke area yang botak. Prosesnya tidak menyakitkan—pasien hanya dibius lokal. Rambut akan tumbuh kembali, bisa memanjang, dan kalau dipotong tumbuh lagi. Lain halnya dengan implan, yaitu menanam rambut palsu pada kulit kepala. Meskipun hasilnya bagus, prosesnya lumayan menyakitkan dan biayanya mahal. Implan rambut palsu ini berisiko menghasilkan jaringan parut dan infeksi. Karena tidak permanen, dalam waktu satu tahun akan lepas lagi.
“Dalam dunia kedokteran sistem implan rambut palsu sudah ditinggalkan,” kata dr. Gunawan. Jika rambut menipis—apa boleh buat—harus Anda terima, Anda bisa memilih solusi di atas. Namun, berinventasi pada wig yang bagus tampaknya bisa jadi opsi juga....
Sebelumnya: Rontok Belum Tentu Botak
Foto: Corbis/Clickphotos