Gangguan Bipolar (GB) merupakan gangguan mental yang ditandai dengan adanya perubahan suasana perasaan yang cenderung labil. Anda bisa mempelajarinya dalam artikel 10 Tanda Seseorang Menderita Bipolar dan Kenali Gangguan Bipolar Lebih Dini.
Penderita bipolar hidup dalam dua kutub atau fase yang sangat bertolak belakang. Pada pada fase depresi, penderita menunjukkan suasana perasaan dan perilaku seperti murung, menarik diri, merasa sedih, tidak bergairah, mudah tersinggung, dan adanya dorongan untuk bunuh diri.
Sebaliknya, dalam fase manik, ditandai dengan perasaan gembira yang berlebihan, sangat bersemangat, energik dan sangat aktif, memiliki banyak ide, merasa tidak perlu tidur, melakukan banyak aktivitas secara bersamaan, melakukan tindakan berisiko, membelanjakan uang berlebihan atau boros, bernampilan berlebihan, serta adanya perilaku seduktif yang tidak jarang menimbulkan masalah pada lingkungan, sosial, dan hukum.
Dalam fase manik juga penderita akan mengalami peningkatan libido (gairah dan dorongan seksual). "Pasien saya ada yang bisa 'tidur' dengan banyak orang sekaligus. Dalam fase ini ia bisa merasa bahwa semua orang yang ia temui menyukai dia," ujar dr. Ashwin Kandouw, SpKJ, Psikiater Sanatorium Dharmawangsa, dalam seminar media di Jakarta, akhir Agustus lalu, yang didukung oleh Pintar Bipolar PT. Abbott Indonesia.
Bahkan, dr. Ashwin menambahkan bahwa ada pasien yang berubah orientasi seksual ketika berada dalam fase manik. "Pasien saya ada yang awalnya heteroseksual menjadi homoseksual. Tapi ketika fase manik-nya selesai, ia kembali lagi menjadi heteroseksual."
Untuk itu, jika pasangan Anda memang sudah menderita GB, Anda perlu mengerti bahwa peningkatan libido ini akan terjadi jika pasien sedang dalam fase manik. "Yang penting dipahami oleh individu yang memiliki pasangan dengan GB bahwa peningkatan dorongan seksual merupakan konsekuensi dari perjalanan penyakit GB ini sendiri. Biasanya peningkatan ini akan diawali dengan perubahan yang cukup menonjol pada perilaku, emosi dan penampilan. Cara bicara, gaya berdandan, dan cara berpakaian yang tiba-tiba berubah dari penampilan keseharian individu, merupakan hal yang dapat dideteksi secara dini oleh orang terdekat, baik pasangan atau keluarganya. Deteksi dini dan kepatuhan pada pengobatan merupakan salah satu kunci penting dalam mengatasi gangguan bipolar ini," jelas dr. Natalia Widiasih, Sp.KJ (K) MPd.Ked, psikiater FKUI-RSCM.
Sedangkan dr. Ashwin menambahkan bahwa kambuhnya penyakit sangat berhubungan erat dengan kurang patuhnya pasien GB melakukan pengobatan atau terapi. "Kualitas hidup orang dengan GB, terutama yang tidak diobati, secara perlahan akan mengalami penurunan. Maka pengobatan rutin dan teratur sangat dibutuhkan. Ada beberapa pasien saya yang bahkan menjadi dokter untuk dirinya sendiri. Minum obat sesuka hati, yang mengakibatkan penyakitnya semakin memburuk."
Disiplin pada pengobatan juga menghindarkan penderita GB sampai mengalami fase depresi dan fase manik. Pengobatan rutin dapat menstabilkan hormon pasien sehingga tidak sampai memiliki mood yang terlalu rendah atau terlalu tinggi.
Namun, jika pasangan Anda sebelumnya tidak pernah menderita bipolar dan menunjukkan tanda-tanda yang tidak biasanya dalam hal perilaku, cara berbusana, dan aktivitas seksual, Anda perlu memeriksakan pasangan kepada psikiater untuk mengetahui apakah peningkatan libido pasangan karena dirinya menderita GB. Jika ternyata tidak ada kaitannya dengan GB, kemungkinan pasangan Anda adalah hiperseks. Ini pun perlu diperiksakan kepada ahlinya. Hiperseks dan GB adalah dua hal yang berbeda dan akan dibutuhkan penanganan yang berbeda pula.
Penderita bipolar hidup dalam dua kutub atau fase yang sangat bertolak belakang. Pada pada fase depresi, penderita menunjukkan suasana perasaan dan perilaku seperti murung, menarik diri, merasa sedih, tidak bergairah, mudah tersinggung, dan adanya dorongan untuk bunuh diri.
Sebaliknya, dalam fase manik, ditandai dengan perasaan gembira yang berlebihan, sangat bersemangat, energik dan sangat aktif, memiliki banyak ide, merasa tidak perlu tidur, melakukan banyak aktivitas secara bersamaan, melakukan tindakan berisiko, membelanjakan uang berlebihan atau boros, bernampilan berlebihan, serta adanya perilaku seduktif yang tidak jarang menimbulkan masalah pada lingkungan, sosial, dan hukum.
Dalam fase manik juga penderita akan mengalami peningkatan libido (gairah dan dorongan seksual). "Pasien saya ada yang bisa 'tidur' dengan banyak orang sekaligus. Dalam fase ini ia bisa merasa bahwa semua orang yang ia temui menyukai dia," ujar dr. Ashwin Kandouw, SpKJ, Psikiater Sanatorium Dharmawangsa, dalam seminar media di Jakarta, akhir Agustus lalu, yang didukung oleh Pintar Bipolar PT. Abbott Indonesia.
Bahkan, dr. Ashwin menambahkan bahwa ada pasien yang berubah orientasi seksual ketika berada dalam fase manik. "Pasien saya ada yang awalnya heteroseksual menjadi homoseksual. Tapi ketika fase manik-nya selesai, ia kembali lagi menjadi heteroseksual."
Untuk itu, jika pasangan Anda memang sudah menderita GB, Anda perlu mengerti bahwa peningkatan libido ini akan terjadi jika pasien sedang dalam fase manik. "Yang penting dipahami oleh individu yang memiliki pasangan dengan GB bahwa peningkatan dorongan seksual merupakan konsekuensi dari perjalanan penyakit GB ini sendiri. Biasanya peningkatan ini akan diawali dengan perubahan yang cukup menonjol pada perilaku, emosi dan penampilan. Cara bicara, gaya berdandan, dan cara berpakaian yang tiba-tiba berubah dari penampilan keseharian individu, merupakan hal yang dapat dideteksi secara dini oleh orang terdekat, baik pasangan atau keluarganya. Deteksi dini dan kepatuhan pada pengobatan merupakan salah satu kunci penting dalam mengatasi gangguan bipolar ini," jelas dr. Natalia Widiasih, Sp.KJ (K) MPd.Ked, psikiater FKUI-RSCM.
Sedangkan dr. Ashwin menambahkan bahwa kambuhnya penyakit sangat berhubungan erat dengan kurang patuhnya pasien GB melakukan pengobatan atau terapi. "Kualitas hidup orang dengan GB, terutama yang tidak diobati, secara perlahan akan mengalami penurunan. Maka pengobatan rutin dan teratur sangat dibutuhkan. Ada beberapa pasien saya yang bahkan menjadi dokter untuk dirinya sendiri. Minum obat sesuka hati, yang mengakibatkan penyakitnya semakin memburuk."
Disiplin pada pengobatan juga menghindarkan penderita GB sampai mengalami fase depresi dan fase manik. Pengobatan rutin dapat menstabilkan hormon pasien sehingga tidak sampai memiliki mood yang terlalu rendah atau terlalu tinggi.
Namun, jika pasangan Anda sebelumnya tidak pernah menderita bipolar dan menunjukkan tanda-tanda yang tidak biasanya dalam hal perilaku, cara berbusana, dan aktivitas seksual, Anda perlu memeriksakan pasangan kepada psikiater untuk mengetahui apakah peningkatan libido pasangan karena dirinya menderita GB. Jika ternyata tidak ada kaitannya dengan GB, kemungkinan pasangan Anda adalah hiperseks. Ini pun perlu diperiksakan kepada ahlinya. Hiperseks dan GB adalah dua hal yang berbeda dan akan dibutuhkan penanganan yang berbeda pula.
Tenni Purwanti