Gangguan Bipolar (GB) ditandai dengan perubahan dua kutub mood –dari super happy menjadi sangat sedih– secara drastis dan berulang kali. Ibarat seorang peselancar, setiap orang memiliki kemampuan untuk menaiki ‘gelombang mood’ yang kadang naik dan kadang turun. Bedanya, kalau orang normal pada akhirnya bisa melewatinya dengan mulus dan kembali merasa tenang, tetapi bagi orang dengan GB, mereka bisa lepas kendali. Pada praktiknya, mendiagnosis gangguan bipolar tidaklah mudah. Tampilan pengidap GB relatif bervariasi. Orang-orang di sekitar mereka semula tidak ngeh bahwa ini sebuah gangguan serius. Sekilas mereka hanya dianggap “lebay” alias berlebihan. Nah, jika Anda atau orang terkasih mengalami 10 tanda ini, sudah saatnya periksa ke ahlinya, yakni psikiater.
1. Mengalami mood yang sangat baik
Penderita bipolar akan mengalami episode mania dan depresi. Mania adalah episode up (atau seseorang merasa di level mood yang tertinggi) dan depresi adalah sebaliknya. Namun sebelum ke mania, penderita bipolar akan mengalami fase hypomania, yakni mengalami energi yang berlebihan untuk melakukan sesuatu. "Mereka akan memiliki banyak energi dan kreativitas, dan mereka mengalami uforia," ujar Dr. Carrie Bearden, PhD, associate professor di residence of psychiatry and behavioral sciences and psychology di David Gaften Scool of Medical di UCLA.
2. Ketidakmampuan untuk menyelesaikan banyak hal
Setiap kali mengalami fase hypomania, penderita akan memulai proyek baru. Namun ia kesulitan menyelesaikan segala hal yang telah dimulainya. Hal ini menyebabkan banyak sekali proyek atau pekerjaan yang menumpuk dan penderita kesulitan menyelesaikannya karena naik-turunnya mood yang drastis. "Mereka akan mudah memulai jutaan hal dan tidak akan pernah menyelesaikannya," ujar Don Malone, MD, direktur the Center for Behavioral Health dan ketua departemen psikiattri di Cleveland Clinic di Ohio.
3. Terlalu banyak ide berkeliaran
Dalam fase manic (mania), penderita bipolar akan memiliki banyak sekali ide yang berkeliaran di kepalanya yang tak bisa dikontrol. Namun penderita bipolar tidak mengetahui atau tidak mengakui bahwa mereka tidak bisa mengendalikan pikiran mereka yang selalu berkeliaran.
4. Mengalami Depresi
Depresi yang dialami penderita bipolar akan mirip dengan depresi yang dialami oleh manusia normal. "Mereka memiliki masalah yang sama dalam energi, tidur, dan fokus," ujar Dr. Malone. Namun, obat antidepresan biasa tidak berefek pada penderita bipolar. "Untuk penderita bipolar, antidepresan justru berbahaya karena bisa memicu penderita memasuki fase mania," tambah Dr. Malone.
5. Mudah terluka
Seseorang dengan gangguan bipolar akan lebih mudah merasa terluka. Misalnya ia mengalami hari yang buruk karena satu hal, maka ia akan merasa terluka sepanjang hari dan tidak bisa mengontrolnya. Bahkan ini bisa mengganggu relasi dengan orang lain.
6. Terlalu banyak bicara
Ada beberapa orang yang terlahir dengan kondisi banyak bicara. Namun pada penderita bipolar, mereka berbicara seperti tidak berada dalam satu percakapan dua arah. Dr. Bearden mengatakan, jika Anda mencoba menyela seorang penderita bipolar maka ia akan menghentikan Anda dan ia akan meneruskan bicara. Ia bahkan sering berganti topik pembicaraan tanpa arah yang jelas. Namun hal ini akan terjadi jika penderita ada di fase manik atau mania.
7. Bermasalah dalam pekerjaan
Dari berbagai gejala yang terlihat, jelas bahwa penderita bipolar akan kehilangan produktivitas dalam bekerja. Mereka akan mudah terluka (sakit hati) sehingga hubungan dengan rekan kerja memburuk, mereka akan mengalami kesulitan tidur ketika depresi, akan mengalami peningkatan ego ketika dalam fase manic. Namun tinggi-rendahnya level masalah dalam pekerjaan akan sangat personal tergantung dari sejauh mana hal ini telah mengganggu kehidupan penderita secara pribadi.
8. Ketergantungan alkohol
Sebanyak 50% penderita bipolar mengalami ketergantungan terhadap alkohol dan obat-obatan. Banyak penderita minum alkohol dalam fase manic untuk membuat dirinya lebih 'kalem' dan sebaliknya, minum alkohol dalam fase depresi jika mengalami depresi. Seolah-olah alkohol dapat menyelesaikan masalahnya.
9. Perilaku tak konsisten
Orang dengan penderita bipolar akan memiliki tingkat percaya diri yang sangat tinggi ketika berada dalam fase manic dan akan mengalami minder saat berada dalam fase depresi. Bahkan dalam fase manic, penderita bipolar dapat tidur (dan berhubungan seks) dengan siapapun yang menurutnya tertarik kepadanya. Ketika fase manic berakhir, mereka akan berperilaku seks seperti biasa, kembali dengan pasangannya sendiri.
10. Gangguan tidur
Selama mengalami fase depresi, penderita bipolar akan tidur terlalu banyak, namun dalam fase manic mereka akan tidur lebih sedikit namun mereka tak menyadarinya. Sehingga Dr. Bearden selalu merekomendasikan kepada pasien bipolar untuk menjadwalkan waktu tidur yang teratur.
Sumber: health.com