Dunia lagi demam clean eating, tetapi segelintir saja yang paham konsepnya. Apalagi, cara melokalkannya.
Woro Lestari, ibu satu anak yang usianya rahasia (Anda tahu kenapa), punya kedekatan dengan diet. Ia pernah mencoba macam-macam, dari yang sesederhana mengombinasikan makanan hingga yang ala romusha: Makan menu ‘hambar’ selama belasan hari. Determinasi itu bukan tanpa alasan.
Tahun-tahun belakangan berat bagi Woro. Stres, masalah keluarga dan pekerjaan, adalah faktor terbesar. Dan ketika hidup memukulnya, dampak terlihat di wajah dan tubuh. Jerawat menjamur, bobot meroket.
Berat 70 kg mungkin normal untuk orang kaukasia. Tetapi untuk wanita Melayu dengan tinggi di bawah 170 cm, plus jerawat di sana-sini, itu bisa berarti kiamat.
Suatu hari, ibunda Woro terdiagnosis diabetes. Sang ibu mesti mengubah diet, yang ujung-ujungnya turut memengaruhi varian makanan di rumah. Dari goreng-gorengan jadi rebusan, dari processed menjadi raw food.
Mulanya Woro menggerutu. Di luar itu, sadar atau tidak, Woro telah menyentuh ranah baru dalam diet nya: Clean eating. Ranah inilah yang mungkin mengubah hidupnya. Atau setidaknya… bobotnya.
The big WHY
Memahami clean eating rasanya mesti dimulai dari pengenalan terhadap faktor utama yang mendorong tren diet. Ada cerita menarik dari buku The World Until Yesterday (2012) karya Jared Diamond, ilmuwan pemenang Pulitzer Prize. Diamond meneliti banyak suku tradisional dunia, termasuk suku Dani di Pegunungan Tengah, Papua. Dalam satu kesempatan, ia mencermati perubahan yang terjadi di masyarakat Papua dengan membandingkan foto terkini dengan foto tua yang diambil pada awal 1900-an, saat momen 'first encounter' dengan orang Barat. Ia terkejut.
Diamond menemukan, kendati pakaian adat masyarakat lokal relatif serupa, ada perbedaan mencolok pada fisik mereka: Perut yang buncit. Dalam foto-foto first encounter, tak ada satu pun masyarakat Papua yang terlihat mengudap obesitas. Ia menyimpulkan bahwa pola makan punya andil soal ini.
Banyaknya penyakit degeneratif yang muncul akibat diet tidak sehat mendorong dilakukannya berbagai riset kesehatan. Ujungnya adalah ajakan bagi setiap orang untuk kembali ke kondisi tubuh 'ideal'; lebih proposional, lebih bugar, lebih tahan penyakit, seperti orang-orang di masa lampau. Kini, dunia punya daftar panjang jenis diet.
Beberapa diet lebih populer dari yang lain, dan beberapa lebih ekstrem dari yang lain. Sebut saja, paleo, food combining, diet mayo, shakers, gluten free, OCD, diet golongan darah, organik, vegetarian, vegetarian lacto ovo, vegan dan entah apa lagi (baca 4 kesalahan berdiet di sini). Tetapi kemudian, di manakah posisi clean eating?