Kenali tanda-tanda CTS seperti kesemutan, rasa terbakar, nyeri, atau sensasi setruman di telapak tangan dan jari-jari selain kelingking. Rasa ini bisa menyebar dari jari, lengan, hingga bahu, bisa menyerang salah satu atau kedua tangan. Segeralah ke dokter saraf, ortopedi, bedah tangan, atau bedah saraf. Jangan biarkan apalagi berharap sembuh sendiri. Semakin parah, jari-jari akan kesulitan memegang barang.
Coba bentuk huruf “O” dengan jempol dan telunjuk. Jika jari tak mampu membentuk bulat sempurna dan membentuk gepeng, maka bisa jadi penyakit ini sudah dalam tahap berat. “Pada tahap berat, otot tangan menjadi lemah. Dan karena kontraksinya berkurang, lama lama otot-otot telapak tangan akan mengecil yang disebut atrofi,” ungkap Eka.
Untuk menentukan tingkat keparahan CTS, selain melakukan serangkaian tes, dokter akan memberikan dua pemeriksanaan penunjang, yaitu Elektromiogram (EMG) untuk mengukur pelepasan listrik yang dihasilkan otot, dan Nerve Conduction Velocity (NCV). Selama tes EMG, dokter akan memasukkan jarum tipis beraliran listrik ke otot untuk mengevaluasi aktivitas listrik. Tes ini dapat mengidentifikasi kerusakan otot.
Dalam tes NCV, elektroda dengan aliran listrik akan ditempelkan pada kulit. Sebuah kejutan listrik pada saraf medianus akan mendeteksi apakah aliran listrik melambat di terowongan karpal. Hasil yang baik adalah aliran listrik yang cepat sehingga saat aliran listrik melambat di saraf, kemungkinan pasien mengalami CTS.
Pengobatan CTS bervariasi, tergantung derajat keparahan. Pengobatan diberikan bersamaan dengan wrist splint, yaitu alat pembungkus tangan yang berfungsi memperbaiki posisi tangan dalam posisi beristirahat, juga vitamin B12 untuk memperbaiki selubung saraf (myelin) yang membengkak karena tertekan. Mencoba terapi akupunktur boleh saja, tapi sifatnya hanya sebagai terapi tambahan. “Akupunktur meredakan nyeri, tapi tidak mengobati,” Eka melanjutkan.
Dalam tahap lanjut, injeksi steroid dapat diberikan untuk meredakan pembengkakan di sekeliling saraf akibat peradangan. Bila pengobatan konservatif tidak membuahkan hasil, dokter akan menyarankan tindakan operasi, yaitu memotong transverse carpal ligament agar terowongan karpal lebih lapang sehingga saraf medianus tidak tertekan lagi.
Menurut Agung, transverse carpal ligament akan tumbuh kembali namun tidak akan setebal dan sekeras sebelum dipotong. Hasil operasi sangat tergantung dari tingkat keparahan CTS. “Dalam tahap sedang, tangan bisa kembali 95%-97% seperti kondisi normal. Sedangkan dalam taraf berat, hanya bisa kembali 50%-70%,” kata Agung. Ia menyarankan pasien segera dioperasi ketika taraf sakitnya berada di tahap sedang karena makin lama penyakitnya akan tambah parah, proses penyembuhan juga akan semakin lama.
Atas anjuran dokter, Yayuk menjalani operasi pada bulan April lalu. Selama tiga bulan setelahnya, kesemutannya masih ia rasakan 24 jam, tapi nyerinya jauh berkurang. Begitu juga dengan Lies yang sudah dioperasi pada 2004, dan kondisi tangannya kini jauh membaik.
Untuk menjauhi CTS, pertama, istirahatkan tangan setiap satu jam beraktivitas. Kedua, berolahraga teratur agar tangan jadi ikut bergerak, misalnya berenang tiga kali seminggu. Lakukan secara bertahap hingga tubuh terbiasa melakukan rutinitas ini