Banyak yang bilang ini era keseteraan gender, saat pria dan wanita memiliki kesempatan yang sama dalam karier. Tetapi, angka menunjukkan sebaliknya.
Wanita karier zaman sekarang sudah banyak berubah dibanding era terdahulu. Mereka tak lagi takut bermimpi dan berambisi. Mereka juga tak ragu untuk bersaing di tempat kerja. Pun demikian, lingkungan kerja pada umumnya seperti belum terbuka sepenuhnya terhadap wanita.
Faktanya, hingga setahun silam, sangatlah sedikit wanita yang memiliki huruf “C” di depan jabatannya. Menurut survei organisasi advokasi Catalyst, dari 500 perusahaan S&P, hanya 4,6% jabatan CEO yang diisi oleh wanita. Padahal, soal komposisi pekerja, wanita mengisi 45% dari jumlah pegawai. Ada juga pemaparan oleh Fenwick, yang menyebutkan bahwa dari 100 perusahaan di Silicon Valley, hanya 3,3% yang dikepalai oleh wanita.
Angka-angka di atas mengindikasikan satu hal: Banyak wanita tersingkir atau kalah bersaing saat meniti tangga menuju puncak piramida karier. Tetapi bukankah itu merupakan bagian dari ‘seleksi alam’? Dan tidak kah seleksi alam merupakan yang terbaik bagi perusahaan? Tidak.
Sebuah studi dari Massachusetts Institute of Technology menyatakan bahwa sebuah perusahaan dengan komposisi gender seimbang memiliki pemasukan lebih baik. Angkanya tidak main-main, yaitu 41% lebih baik. Selain itu, perusahaan dengan lebih banyak wanita dalam posisi-posisi puncak memiliki performa lebih baik dalam konteks penjualan dan investasi. Artinya, kita perlu lebih banyak wanita karier.Di era digital, banyak karakter unggul wanita yang bisa menjadi aset berharga bagi perusahaan.
Tetapi apa yang bisa Anda lakukan di tengah situasi tempat kerja yang kurang berpihak pada wanita? Berfokuslah pada kelebihan-kelebihan Anda. Di era digital, banyak karakter unggul wanita yang bisa menjadi aset berharga bagi perusahaan. Dan sebagai wanita karier, Anda mesti tahu bagaimana memanfaatkannya.
#1 Kemampuan berkomunikasi dan kecerdasan sosial
Wanita kerier tetaplah seorang wanita, yang pada umumnya gemar berbincang dan bersosialisasi. Di era digital, kemampuan itu bisa semakin berperan dalam menentukan kesuksesan. Di era digital, sebuah perusahaan, di bidang apa pun ia bergerak, dituntut untuk aktif berkomunikasi dengan publik, dengan cara yang interaktif. Siapa, sih, yang bisa mengalahkan wanita soal berinteraksi?