Kebutuhan tubuh akan vitamin B12 memang hanya sedikit, tapi yang sedikit itu sangat penting. Tubuh, kan, tidak bisa memproduksinya sendiri....
Ibu teman saya baru pulang dari rumah sakit. Dokter menyatakan sang ibu menderita anemia pernisiosa. Teman saya baru sekali ini mendengar nama penyakit itu. Saya pun demikian. Yang kami ketahui selama ini, anemia adalah penyakit yang terjadi akibat kekurangan sel darah merah. Tapi anemia pernisiosa? Anemia jenis apa pula itu?
Menurut Dr. Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt, anemia pernisiosa adalah salah satu jenis anemia akibat pasien kekurangan vitamin B12. Jenis anemia ini terjadi ketika sel-sel lambung tidak mampu membuat faktor intrinsik. Tanpa faktor intrinsik, tubuh kita tidak dapat menyerap vitamin B12. Gejala penyakit ini antara lain kulit pucat, diare, demam, kram, sering pusing, mata agak merah, dan kehilangan keseimbangan.
“Gejala kekurangan vitamin B12 tidak khas, karena bisa saja berasal dari penyakit lain. Karena itu, perlu pemeriksaan laboratorium untuk menentukan apakah pasien kekurangan vitamin B12 atau ada penyebab lain,” jelas Dr. Grace. Jika hasil laboratorium menunjukkan bahwa pasien memang kekurangan vitaminB12, umumnya dokter akan memberikan suplemen sebagai solusi.
Sebagai behaviour scientist dan weight control specialist, Dr. Grace menjelaskan bahwa kekurangan vitamin B12 belum tentu disebabkan oleh diet, khususnya diet untuk menurunkan berat badan. “Vitamin B12 terikat pada protein dan jarang orang diet disarankan untuk menghindari protein. Yang saya khawatirkan justru para vegetarian (terutama vegan), yang tidak mengonsumsi protein hewani.
“Terutama mereka yang hanya mengonsumsi protein nabati, tapi jumlahnya tidak cukup. Atau orang-orang yang tidak doyan makan daging. Padahal vitamin B12 paling banyak terdapat pada pangan hewani,” ia menjelaskan. Namun selama orang yang berdiet tetap mengonsumsi protein dengan cukup, hewani maupun nabati, kebutuhan vitamin B12 akan tetap terpenuhi.
“Vitamin B12 berfungsi mengonversi makanan menjadi energi. Ini penting bagi orang yang sedang diet agar tidak merasakan pusing karena asupan makanan yang dibatasi,” kata Dr. Grace. Bagi vegetarian, Dr. Grace menyarankan agar mengonsumsi sayuran berwarna hijau gelap dan kacang-kacangan untuk memenuhi kebutuhan harian vitamin B12.
Meski kebutuhan vitamin B12 harian sangat rendah, terdapat keadaan tertentu yang membuat tubuh seseorang kesulitan menyerap vitamin B12. Orang yang ususnya pernah dipotong biasanya akan mengalami kesulitan menyerap vitamin apa pun, termasuk B12. Karena itu, mereka perlu disuntik vitamin.
Dr. Grace menambahkan, pemberian suplemen B12 sebaiknya atas petunjuk dokter, terutama bagi orang dengan riwayat penyakit jantung, karena dapat menyebabkan konstriksi (mengerutnya pembuluh darah). Penderita penyakit yang merusak sistem saraf seperti stroke, atau saraf terjepit, biasanya diresepkan suplemen berupa vitamin B kompleks untuk membantu mempercepat proses penyembuhan.