Dulu kita dinasihati bahwa (terlalu) banyak makan permen menyebabkan batuk. Kebiasaan makan permen memang berkaitan dengan batuk-batuk. Ini penjelasannya.
Sejak kecil, kita diajarkan untuk tak banyak-banyak makan permen meski senang sekali memakannya. “Nanti batuk!” begitu kata para orang tua dari dulu. Ini tak salah, sebab ada kaitan antara makan permen dan batuk seperti yang dijelaskan dalam tulisan berjudul Cough Control the Natural Way yang dimuat dalam Alternative & Complementary Therapies. Kandungan dalam permen bisa mengganggu kesehatan kita yang berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh.
Faktanya, permen mengandung gula sederhana dalam jumlah besar yang dapat mengganggu kerja sistem kekebalan tubuh. Tingginya konsumsi gula sederhana berkaitan dengan penurunan fungsi sel darah putih. Inilah yang akhirnya memengaruhi sistem kekebalan tubuh yang bertugas membunuh kuman penyakit. Akibatnya tubuh kita melemah dan mudah terserang infeksi, misalnya di tenggorokan.
Batuk adalah respons tubuh untuk membersihkan tenggorokan yang gatal atau berlendir. Ketika terjadi infeksi di tenggorokan, kita batuk-batuk karena benteng pertahanan kita telah dijebol virus dan bakteri. Penurunan kekebalan tubuh juga menyebabkan kita lebih sulit sembuh saat sudah telanjur batuk.
Sebuah penelitian yang dilakukan di Istanbul, Turki, juga menemukan kaitan antara konsumsi permen dalam jumlah besar dengan risiko allergic rhinitis atau batuk-batuk akibat alergi. Penelitian ini berjudul Prevalence and Risk Factors for Allergic for Allergic Rhinitis in Primary School Children yang dimuat dalam International Journal of Pediatric Otorhinolaryngology.
Dalam penelitian tersebut juga ditemukan bahwa anak-anak yang rutin mengonsumsi buah-buahan jarang terkena batuk. Disebutkan, kandungan gizi dalam buah- buahan mampu melindungi kekebalan tubuh sehingga jarang terserang batuk. Satu lagi alasan untuk menggalakkan kebiasaan makan sehat di rumah!
[Temukan rahasia obat alami di dapur Anda]