
Embusan angin terdengar begitu kencang di telinga saya. Sejuk dan begitu tenang, seperti sedang berlibur di kediaman sendiri.
Pagi itu saya menginjakkan kaki di rumah Dini Singadipoera yang berlokasi di Ciputat, Tangerang Selatan. Rumah dua lantai itu terlihat begitu asri dengan tanaman Moringa drouhardii asal Afrika menghiasi area depan rumah. Saya ketuk pintu—tak lama Dini menyambut riang tim PESONA.
Suasana asri seketika terasa ketika saya memasuki bagian dalam rumah. Dari ruang tamu saya bisa melihat langsung area taman belakang yang terlihat hijau. Beberapa pojok rumah dihiasi pot-pot berisikan tanaman, yang membuat suasana begitu tenteram. “Konsep rumahnya tropis modern dengan konsep open space,” jelas Dini, yang sudah 10 tahun menempati rumah tersebut.
Pada ruang tamu, terdapat sekat-sekat kayu yang membatasi ruangan dengan tangga menuju lantai atas. Warna kayu begitu serasi dengan pintu, lemari, serta meja kecil di ruangan tersebut. Dinding yang berwarna broken white dan cokelat dipadukan pemilihan sofa-sofa berwarna biru agar ruangan terasa lebih segar.
Berjalan sedikit menuju ruang keluarga, saya memilih untuk santai sejenak di kursi karya Le Corbusier, arsitek dan desainer Swiss-Prancis, pionir arsitektur bergaya modern. Begitu nyaman sambil menyeruput Thai tea buatan Diandra Zahira, anak tunggal Dini. Kenyamanan bertambah ketika saya dapat mendengar dengan jelas suara angin yang berputar di dalam rumah, begitu sejuk.
Untuk menghubungkan ruang keluarga dan ruang makan dengan taman, Dini memilih pintu kaca, agar taman dapat dinikmati baik di siang hari maupun di malam hari. Untuk pintu yang menghubungkan ruang keluarga dengan taman, ia memilih engsel pivot agar udara yang masuk dapat diatur sesuai keinginan. Pemilihan tersebut tentunya lebih efektif karena, hanya dengan pintu, manfaat jendela langsung dapat dirasakan penghuni rumah.
“Rumah merupakan tempat kenangan dicipta, diperlihara, serta dikenang.” —Dini Singadipoera