Dinding apartemennya di kawasan Jakarta Selatan dipenuhi karya fotografi yang dibeli Rahmah di Jerman dan lukisan dalam ukuran besar yang dibeli di Jakarta. Saat akan berfoto di depan karya fotografi itu, Rahmah mengeluarkan sebuah syal berukuran besar dan mengubahnya menjadi dress seksi.
Mengikuti tren
Rahmah bukan korban tren meski ia merasa perlu mengikuti tren. “Bukan berarti dari atas sampai bawah ikut tren semua,” ujar Rahmah. Jadi, bisa saja ia membeli belt yang sedang tren, lalu ia kombinasikan dengan busana yang sudah ada. Ia ingin tampil modern, chic, sekaligus elegan, namun tetap mementingkan kenyamanan.
Cutting spesial
Dalam memilih busana, sejak kecil ia diajari ibunya untuk membeli baju yang harus relevan hingga lima tahun ke depan. Ia juga penyuka cutting. “Saya suka beli baju yang cutting-nya spesial, atau kalau dipakai jatuhnya spesial.”
Desainer favorit
Rahmah menyukai karya Felicia Budi (Fbudi) karena mencerminkan modernitas, serta memiliki ciri khas fragile dan feminin. Sedangkan ia suka karya Vivian Lee karena cutting-nya bagus. Ia juga suka Aurelia Santoso (Laison) karena modern, tidak takut menunjukkan karya, dan berkarakter.
Tas kecil
Hampir semua tas yang dimilikinya berbentuk kecil atau berupa clutch. Ia merasa lebih cantik karena mengenakan tas kecil. Patokannya satu: Yang penting ponsel muat.
Aksesori menarik
Pekerjaannya sebagai MC membuat Rahmah merasa perlu mengenakan aksesori yang bisa menarik perhatian, entah itu bentuknya atau kilauannya.
Belanja di luar negeri
Saat traveling, Rahmah akan mencari benda fashion yang tidak ada di Jakarta. Misalnya saat berada di Mediterania, ia mencari pattern khas daerah itu. Ia pernah menemukan scarf yang motifnya khas dari Spanyol.
Belanja online
Di zaman digital ini, Rahmah ketagihan belanja online—dari barang belanja, kosmetik, produk kesehatan, hingga fashion. “Kalau tidak cocok, bisa dikembalikan. I’m crazy about it!” seru Rahmah excited.
Foto: Previan F. Pangalila
Pengarah gaya: Siti H. Hanifiah