Jika Anda seorang wanita bisnis yang beroperasi di ranah maya, Anda perlu mempelajari ragam tipe konsumen digital berikut.
Satu hal yang penting disadari, apa pun mediumnya, hubungan antara pedagang dan pembeli selalu berlandaskan kepentingan yang sama: Pemenuhan kebutuhan. Meski demikian, tentu ada berbagai perbedaan perilaku yang mengemuka, yang khas dengan medium tempat bisnis dijalankan.
Internet, sebagai ranah bisnis baru, juga memiliki karakternya sendiri. Tak adanya praktik-praktik umum dalam jual-beli, seperti proses tatap muka, tawar-menawar, serta pengecekan barang secara langsung, membuat konsumen digital lebih berhati-hati. Mereka, pada akhirnya, punya cara tersendiri untuk membuat transaksi relatif lebih ‘aman’. Dan inilah yang perlu disadari para pebisnis digital (baca juga hal-hal yang perlu diketahui oleh wanita bisnis).
Dalam riset berjudul The Digital Consumer Journey, perusahaan GroupM Next berupaya mencari tahu tentang kebiasaan konsumen yang mengakses situs Amazon, situs jual-beli terbesar dunia saat ini. Hasilnya, ada enam tipe konsumen digital dengan karakter khas masing-masing.
Tipe pertama adalah Konsumen Digital Umum. Mereka yang termasuk ke dalam segmen ini bukanlah pengguna berat gadget dan komputer. Mereka suka riset dan belanja di internet, tetapi bukan orang yang ‘mobile’ atau terkoneksi secara intens dengan media sosial. Mereka juga merupakan konsumen yang masih sering berbelanja offline.
Kedua adalah Periset Retail. Konsumen digital model ini lebih suka mengunjungi situs-situs retail atau marketplace, ketimbang mengunjungi satu per satu situs brand dari, misalnya, rok yang diinginkan. Mereka sudah merasa nyaman berbelanja online, dan tidak memiliki preferensi khusus antara belanja online dan offline.
Pemburu Brand merupakan tipe pembeli online ketiga yang perlu Anda tahu. Anda tentu punya teman tipe ini. Ketika hendak berbelanja, mereka biasanya langsung punya bayangan akan beberapa brand di kepala mereka. Mereka lantas mengunjungi satu per satu situs brand tersebut. Jika bisa beli di sana, mereka tak akan mengunjungi marketplace.
Selanjutnya adalah konsumen yang Digitally-Driven. Umumnya, tipe ini berasal dari kalangan anak muda generasi milenial. Dan menurut riset, dalam lima tahun ke depan, segmen ini bakal menjadi konsumen digital paling dominan. Mereka adalah orang-orang yang pengguna berat teknologi, baik untuk mobile maupun sosial. Mereka sangat mengedepankan kenyamanan. Sederhananya, kalau bisa belanja tanpa pergi ke toko, buat apa repot-repot. Klik saja!
Tetapi, ada pula tipe konsumen digital Perhitungan. Mereka ini tahu bahwa mereka akan membeli, tetapi mereka akan meluangkan waktu untuk memilah-milih brand apa yang akan mereka beli. Mereka tentu pengguna teknologi juga. Hanya, tak ada urgensi dalam pola berbelanja mereka. Demi harga atau kualitas terbaik, mereka akan menyediakan waktu.
Tipe pembeli online terakhir adalah Pembeli Eksternal. Mereka ini jarang belanja melalui perangkat mobile. Mereka lebih suka dikasih rekomendasi, seperti brand apa yang bagus, di mana membelinya, dan seterusnya. Mereka juga tidak terburu-buru dalam membeli, dan lebih banyak melakukan riset lewat PC atau laptop.
Lantas, apa pentingnya semua itu bagi Anda, serta apa yang bisa dilakukan? Pengetahuan tersebut bisa membantu Anda dalam melakukan perubahan dalam layanan atau metode penjualan, serta dalam berpromosi digital (cek tip promosi gratis di ranah maya). Anda tahu bahwa konsumen tertentu lebih suka diperlakukan dengan cara tertentu. Beradaptasilah.
Hal tersebut juga mengindikasikan bahwa pembelian terjadi tidak semata-mata karena harga. Sebagaimana di dunia offline, pengalaman adalah sesuatu yang berperan besar terhadap terjadinya konversi di toko digital.
Terakhir adalah soal mobile. Sebagai wanita pemilik bisnis, perkaya pengetahuan Anda tentang teknologi terbaru. Karena kelak, seluruh kontrol atas bisnis bisa dilakukan hanya dalam genggaman Anda.