Program Factory visit ke pabrik dan perajin tekstil di Bandung dan Garut, yang diselenggarakan oleh Jakarta Fashion Week dan Indonesia Fashion Forward, pada 8-11 Agustus 2016, berhasil memberi banyak ‘pencerahan’ kepada para peserta.
Meski baru saja berkenalan, suasana akrab langsung terasa di antara para peserta yang pagi itu berkumpul di Gedung Femina. Yang luar biasa, mereka berasal dari berbagai kota, mulai dari Medan, Solo, Surabaya, Malang, Bojonegoro, Bandung, Tangerang, dan Jakarta. Mereka semua bergerak di bisnis fashion; dari pengusaha konveksi, pengelola perajin batik, pemilik sekolah mode, pemilik modiste, guru menjahit, hingga desainer fashion.
Tak semua orang bisa menyaksikan langsung bagaimana sehelai kain tercipta mulai dari gulungan benang, dan kami beruntung mendapat kesempatan itu. PT Gistex Textile Division yang berlokasi di Jalan Nanjung, Bandung, adalah tujuan pertama kami.
Pabrik tekstil yang berdiri sejak tahun 1975 ini berspesialisasi memproduksi kain tenun polyester (woven polyester dyeing fabric) dan hingga saat ini 96% produknya diekspor ke luar negeri, antara lain ke Jepang, Timur Tengah, dan beberapa negara di Eropa. J. Crew, Zara, Ralph Lauren, Uniqlo, dan Calvin Klein adalah sebagian klien yang setia menggunakan produk-produk PT Gistex.
Menggunakan earplug untuk meredam suara mesin pabrik yang memekakkan telinga, kami pun diajak melihat proses pembuatan kain di pabrik. Mulai dari bagian pemintalan benang, pengaturan posisi benang lusi (mengikuti panjang kain) dan benang pakan (lebar kain) yang masih dilakukan secara manual, pewarnaan, pengeringan, quality control, hingga pengepakan. Pengalaman yang sangat berharga!
Acara di hari kedua adalah mengunjungi PT Metro Garmin (Metro Garment Industries Ltd), pabrik garmen yang berlokasi di Jalan Moh. Toha, Bandung. Berdiri di tahun 1988, Metro Garmin mengawali bisnis dengan membuat pakaian wanita yang terutama diekspor ke Amerika, Eropa, Australia, dan Jepang.
Buyer mereka antara lain DKNY, Karl Lagerfeld, dan The North Face. Belakangan, Metro Garmin mulai merambah pakaian pria, khususnya kemeja. Sejak lama Amerika Serikat telah menjadi pasar utama produk sandang Metro Garmin (65%). Pasar Eropa 30%, dan selebihnya adalah pasar Australia dan pasar dalam negeri.
Tentu saja konsekuensinya juga tidak main-main. Seperti yang kami saksikan pada saat kunjungan ke pabrik, urusan quality control dan komitmen kepada pelanggan menjadi isu nomor satu yang harus dijunjung tinggi oleh perusahaan.
Mulai dari ketepatan warna dan jenis bahan yang diinginkan oleh klien, akurasi memotong pola, kerapian dan kekuatan jahitan, hingga urusan packaging. Bila menyalahi komitmen, klien bisa membatalkan semua pemesanan mereka. Wah, sungguh kami banyak memetik pelajaran tentang profesionalisme!