Ruangan di lantai bawah, termasuk ruang tengah, ia ubah sedikit agar lebih nyaman. Dengan adanya void atau bukaan yang tinggi, mulai dari lantai bawah sampai ke atap, dengan bagian atas langsung mengekspos genting kaca, maka udara dan cahaya matahari dapat bebas masuk ke dalam. Udaya sengaja menambahkan cermin besar di lantai atas agar ruangan tampak lebih luas.
Sebagian besar (hampir 90 persen) koleksi yang terdapat di museum ini adalah hasil ‘perburuan’ Udaya selama bertahun-tahun. Misalnya koleksi perangko pertama Indonesia (terbitan tahun 1864). Juga berbagai artefak, alat foto, alat komunikasi, alat musik, foto baju pengantin beserta perlengkapannya, dan benda-benda yang berkaitan dengan sejarah peranakan Tionghoa. Untuk melengkapi koleksinya, selain mengumpulkan dari Tangerang dan sekitarnya, Udaya juga mencari dari berbagai peninggalan etnis Tionghoa yang tersebar di beberapa Negara.
Void yang menghubungkan lantai bawah dengan lantai atas terbuat dari kayu jati yang sangat kuat. Di bagian atasnya, terdapat karya seni relief tiga dimensi yang menceritakan karakter Jenderal Kwan Kong yang jujur, setia, dan gagah berani. Relief dibuat menggunakan material pecahan keramik dengan teknologi cut and paste dengan detail dan keterampilan yang sangat tinggi pada zamannya. Relief inilah yang dipertahankan oleh Udaya dan dibersihkan secara rutin dengan cairan khusus. Sebab, diperkirakan relief ini dibuat pada abad ke-17.