Di lantai bawah, ruangan Benteng Heritage lebih menyerupai rumah biasa dengan beberapa ruangan, seperti ruang tamu, ruang tengah, ruang makan, dan dapur. Yang membuatnya istimewa adalah terdapat lampu gantung lampion berwarna merah di ruang tengah yang ‘menyapa’ setiap pengunjung, lengkap dengan sekat besar berwarna merah bernama Gerbang Bulan. Sekat itu menonjol kokoh, menghubungkan ruang tengah dengan ruang makan. Di sekat lainnya yang menghubungkan ruang tengah dengan dapur terdapat relief yang menunjukkan akulturasi budaya Tionghoa dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. Burung yang terpahat dalam sekat itu adalah burung kepodang yang berwarna kuning cerah. Di bagian kiri ruangan ada prasasti Tangga Djamban yang menceritakan peran peranakan Tionghoa dalam membangun Tangerang pada tahun 1873.
Saat menaiki lantai atas, barulah mata pengunjung akan disuguhi berbagai koleksi unik dan antik, layaknya berkunjung ke museum. Di lantai dua ini ubinnya terbuat dari kayu parkit yang tak kalah hangat warnanya dibanding lantai ubin terakota di lantai bawah. Ada replika kapal Cheng Ho, ada pula perangkat orkes gambang kromong. Gambang kromong memang merupakan kesenian musik multikultural, meskipun selama ini lebih dikenal sebagai musik tradisional Betawi. Dalam orkes ini, alat musik Cina seperti tehyan dan sukong berpadu dengan alat musik tradisional Nusantara berupa gambang dan gendang.