Stroke tak hanya menyerang otak. Mata juga bisa jadi sasaran penyakit yang datang tiba-tiba ini. Di Indonesia, istilah medis itu dipopulerkan oleh dr. Elvioza, SpM, dari Jakarta Eye Centre (JEC), untuk menyebut kondisi penyumbatan pembuluh retina.
Penyebab
Penyumbatan bisa terjadi pada pembuluh arteri yang membawa darah dari jantung ke mata (penyumbatan arteri retina) maupun pembuluh vena yang membawa darah dari mata ke jantung (penyumbatan vena retina). "Ibarat pipa air yang tersumbat, air mengumpul, pipa menggembung hingga akhirnya pecah," kata Dr. Soedarman Sjamsoe, SpM, dari JEC. "Ketika pembuluh darah pecah, darah tumpah pada retina sehingga mengakibatkan fungsi penglihatan menjadi gelap."
Gejala
Pasien biasanya mengeluhkan pandangannya yang tiba-tiba gelap. Seperti halnya yang menyerang pengidap diabetes, penurunan penglihatan juga terjadi secara perlahan dalam jangka waktu berbulan-bulan. Itulah yang kadang tidak disadari oleh penderita. Apalagi stroke mata tidak disertai perubahan tampilan mata. Jika yang mengalami penyumbatan adalah pembuluh katoris -pembuluh penghubung antara jantung dan mata- biasanya disertai dengan mata merah dan nyeri. Dampaknya pun bisa sangat fatal. "Sekitar 40 persen pasien dengan kondisi ini akhirnya meninggal dunia," ujar dr. Soedarman.
Pengobatan
Stroke pada pembuluh vena retina dapat diobati dengan melakukan tindakan laser lokal atau injeksi. Sementara penyumbatan arteri retina, kebanyakan hampir tidak bisa diselamatkan karena sel-sel retina sangat sensitif jika terjadi kekurangan aliran darah. Biasanya penderita akan mengalami kebutaan permanen. Untuk itu, penanganan stroke mata harus dilakukan dalam jangka waktu 24 jam untuk mencegah akibat yang sangat fatal.
Pencegahan
Stroke mata bisa menjadi gejala awal stroke otak, maka pencegahannya pun terkait dengan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat. Biasakan mengatur pola makan dan istirahat dengan baik, rutin berolahraga dan menghindari kebiasaan merokok.
Wiko Rahardjo