Waktu sahur yang terlalu pagi, membuat anak-anak malas bangun. Apalagi, jika membayangkan harus melahap makanan-makanan berat seperti daging, nasi, ikan, dll, anak-anak mungkin lebih memilih tidur lagi.
Tak perlu repot-repot menghidangkan beragam makanan di meja makan jika anak Anda tidak berniat memakannya. Sajikan saja aneka buah-buahan berwarna-warni, potong dengan bentuk yang menarik, sehingga anak Anda tergiur untuk menyantapnya saat sahur.
"Anak Anda tidak akan lemas selama puasa, walaupun hanya makan buah," ujar Moza Pramita dalam jumpa pers Aksi Sehat Lima Menit bersama Mama Lime di Jakarta, Kamis (26/6) lalu. Moza menambahkan, anak-anaknya sudah dibiasakan sejak kecil untuk makan sayur dan buah, seperti kebiasaan yang diterapkan orang tua Moza saat ia masih kecil. Sehingga, anak-anaknya justru bersemangat untuk makan buah saat sahur, ketimbang harus makan daging dan segala jenis masakan lain yang lama proses pembuatannya.
"Kalau setelah makan buah masih lapar, anak-anak saya baru makan besar, atau ngemil. Tapi itu jarang. Mereka lebih suka makan buah-buahan yang saya kombinasikan setiap hari," ujar Moza. Anak-anaknya pun terbiasa makan buah langsung tanpa dijus. Moza biasanya memotong-motong buah tersebut, dengan kombinasi 2-3 jenis buah dalam satu piring. Jangan lupa, pilih buah-buahan yang manis dan utamakan buah yang disukai anak.
Anda bisa mencoba pilihan berikut untuk mendapatkan variasi warna di piring anak Anda:
1. Apel + bengkoang + melon
2. Semangka + melon + kiwi
3. Pepaya + mangga + nanas
4. Pisang + alpukat + jeruk manis
5. Anggur + stroberi + kiwi
Anda juga bisa memilih buah berdasarkan kandungannya, untuk menggantikan makanan lain, sesuai saran Prof. Dr. Ir. Tien R. Muchtadi, MS, Guru Besar FATETA IPB dan Kepala Laboratorium Rekayasa Proses Pangan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB berikut ini:
1. Pisang mengandung karbohidrat dan gula, bisa dikonsumsi untuk menggantikan nasi.
2. Alpukat mengandung lemak, bisa dikonsumsi untuk menggantikan lemak dari daging.
Prof. Tien tidak melarang untuk mengolah buah-buahan menjadi jus, tetapi menurutnya, buah yang sudah dijus telah kehilangan kandungan vitamin. Yang tersisa hanyalah serat dan serat baik untuk metabolisme tubuh. Jadi, sesekali Anda boleh minum jus dan menyajikan jus buah untuk anak, tapi sebaiknya lebih sering menyajikan buah potong atau biarkan anak mengunyah apel langsung bersama kulitnya.
Tak perlu repot-repot menghidangkan beragam makanan di meja makan jika anak Anda tidak berniat memakannya. Sajikan saja aneka buah-buahan berwarna-warni, potong dengan bentuk yang menarik, sehingga anak Anda tergiur untuk menyantapnya saat sahur.
"Anak Anda tidak akan lemas selama puasa, walaupun hanya makan buah," ujar Moza Pramita dalam jumpa pers Aksi Sehat Lima Menit bersama Mama Lime di Jakarta, Kamis (26/6) lalu. Moza menambahkan, anak-anaknya sudah dibiasakan sejak kecil untuk makan sayur dan buah, seperti kebiasaan yang diterapkan orang tua Moza saat ia masih kecil. Sehingga, anak-anaknya justru bersemangat untuk makan buah saat sahur, ketimbang harus makan daging dan segala jenis masakan lain yang lama proses pembuatannya.
"Kalau setelah makan buah masih lapar, anak-anak saya baru makan besar, atau ngemil. Tapi itu jarang. Mereka lebih suka makan buah-buahan yang saya kombinasikan setiap hari," ujar Moza. Anak-anaknya pun terbiasa makan buah langsung tanpa dijus. Moza biasanya memotong-motong buah tersebut, dengan kombinasi 2-3 jenis buah dalam satu piring. Jangan lupa, pilih buah-buahan yang manis dan utamakan buah yang disukai anak.
Anda bisa mencoba pilihan berikut untuk mendapatkan variasi warna di piring anak Anda:
1. Apel + bengkoang + melon
2. Semangka + melon + kiwi
3. Pepaya + mangga + nanas
4. Pisang + alpukat + jeruk manis
5. Anggur + stroberi + kiwi
Anda juga bisa memilih buah berdasarkan kandungannya, untuk menggantikan makanan lain, sesuai saran Prof. Dr. Ir. Tien R. Muchtadi, MS, Guru Besar FATETA IPB dan Kepala Laboratorium Rekayasa Proses Pangan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB berikut ini:
1. Pisang mengandung karbohidrat dan gula, bisa dikonsumsi untuk menggantikan nasi.
2. Alpukat mengandung lemak, bisa dikonsumsi untuk menggantikan lemak dari daging.
Prof. Tien tidak melarang untuk mengolah buah-buahan menjadi jus, tetapi menurutnya, buah yang sudah dijus telah kehilangan kandungan vitamin. Yang tersisa hanyalah serat dan serat baik untuk metabolisme tubuh. Jadi, sesekali Anda boleh minum jus dan menyajikan jus buah untuk anak, tapi sebaiknya lebih sering menyajikan buah potong atau biarkan anak mengunyah apel langsung bersama kulitnya.
Tenni Purwanti