Deteksi dini
Apa gejala kanker payudara yang perlu diwaspadai? Yang terutama adalah munculnya benjolan permanen dan terasa keras bila disentuh pada kulit payudara atau di sekitar ketiak. Atau, perubahan ukuran/bentuk payudara, kerutan pada kulit payudara, keluarnya cairan dari payudara (biasanya darah), dan pembengkakan atau tarikan pada puting susu.
Gejala-gejala tersebut biasanya timbul bila tumor sudah agak besar. Pada tahap awal, penderita tak merasakan gejala apapun karena ukuran tumor masih sangat kecil. Padahal, bila si penderita menyadari adanya kanker saat stadium dini, penanganan yang tepat dapat segera dilakukan. Harapan sembuh pun akan lebih besar dan wanita tak perlu mengorbankan payudaranya. Karena itulah, deteksi dini sangatlah perlu.
Deteksi dapat dilakukan dengan teknik SADARI (perikSA payuDAra sendiRI), mamografi (foto payudara dengan sinar X dosis rendah), ultrasonografi (pemeriksaan dengan gelombang suara frekuensi tinggi), dan pemeriksaan rutin ke dokter. Di negara-negara maju, angka kematian akibat kanker payudara telah menurun 40% berkat deteksi dini. Tapi di Indonesia, sebagian wanita merasa tak perlu memeriksakan diri bila tidak ada keluhan. Padahal, wanita harus menyadari bahwa tidak semua keluhan pada payudara adalah kanker. Sebaliknya, bila tak ada keluhan, bukan berarti tidak ada kanker.
Berikut adalah program deteksi dini kanker payudara dari American Cancer Society:
Usia 20-25: SADARI 1 bulan sekali
Usia 25-35: SADARI + pemeriksaan dokter tiap 1 tahun
Usia 35: Mammografi
>35 – 50: SADARI, pemeriksaan dokter tiap 6 bulan, mammografi sesuai anjuran dokter
>50 : SADARI, pemeriksaan dokter tiap 6 bulan, mammografi 1 tahun sekali