Yang perlu diwaspadai, ketika kita masuk ke dalam suasana nostalgia, tak jarang emosi masa lalu kembali ikut bermain. Nina (bukan nama sebenarnya), misalnya, bertemu lagi dengan kekasih pertamanya, Donny, dalam sebuah reuni SMP. Waktu itu Nina sedang di puncak kebosanan dengan perkawinannya, sementara Donny baru saja resmi menduda. Tanpa diduga, debar-debar asmara masa lalu itu pun muncul kembali tanpa bisa dikendalikan. Berawal dari sekadar bertukar nomor ponsel dan pin BB, hubungan mereka berlanjut menjadi intens. Hati Nina makin berbunga-bunga ketika Donny mengaku masih mencintainya. Tak terelakkan, perselingkuhan pun terjadi.
Kisah CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali) seperti ini memang kerap terjadi setelah eforia pesta reuni. Tentu bukan masalah besar jika status sama-sama masih lajang. Tapi lain cerita kalau posisi kita masih terikat dalam perkawinan. CLBK Nina dengan Donny otomatis mengantarkan biduk rumah tangganya ke ambang kehancuran.
“Semua berpulang pada niat kita,” kata Kasandra. Sebesar apa pun kesempatan kita untuk menjalin kembali hubungan asmara dengan para mantan, tidak akan menjadi masalah selama kita berpegang pada komitmen dengan pasangan. Jangan jadikan momentum reuni sebagai 'kambing hitam' rusaknya hubungan perkawinan. Dengan kata lain, kita boleh-boleh saja bernostalgia atau menghadiri berbagai reuni. Asalkan bisa menjaga hati dan pikiran agar tetap waras. Membuka memori masa lalu bukan berarti kita harus mengulang kembali kejadian yang sama. Tetapi cukup mengambil maknanya untuk pembelajaran hidup di masa sekarang dan yang akan datang.
Shinta Kusuma