Semula masyarakat menduga bahan tanah gambut tidak dapat ditanami. Pendapat ini telah berubah, berkat penelitian yang dilakukan oleh Aloe Vera Center, Pusat Pengkajian dan Pengembangan Lidah Buaya Nasional. Setelah dibersihkan dari sisa-sia kayu, lalu ditambahkan kapur dan dikurangi kadar airnya, lahan gambut ini sangat cocok untuk tanaman lidah buaya (aloe vera). Lidah buaya adalah tanaman yang berdaya jual tinggi karena banyak sekali manfaatnya. Ternyata, yang dikatakan nenek moyang kita tentang khasiat lidah buaya, sudah bisa dijelaskan secara ilmiah. Bahkan berbagai khasiat baru ditemukan. Lidah buaya kini bisa diproses menjadi tepung atau gel, dibuat minuman segar mirip nata de coco, bahkan jadi obat penggelora seks bagi pria dan wanita. Sayang kami hanya meminumnya segelas, --gelora seks baru timbul kalau gel lidah buaya diminum setiap hari!
Lahan gambut ternyata baik juga untuk dijadikan kolam penangkaran ikan arwana. Ikan danau yang dulunya tidak mempunyai nilai jual, karena permintaan pasar yang tinggi, kini menjadi komoditi hangat. Ikan ini sekarang menjadi primadonanya ikan hias, karena konon bisa membawa rezeki dan peruntungan pada pemiliknya. Orang Cina Singapura, Hong Kong dan Taiwan sangat mempercayai mitos ini, sehingga banyak orang Singapura menanamkan investasinya dalam penangkaran ikan arwana. Pusat perdagangan ikan arwana ada di Singapura dan Hong Kong. Diperkirakan di Pontianak saja ada 1000 peternak arwana, baik yang tradisional maupun yang lebih modern. Harganya bisa mencapai jutaan rupiah, dan ikan ini diperjual-belikan sejak berumur 4-6 bulan.