Mungkin, karena dianggap membawa hal yang berbau ilmiah itu, sejak berapa tahun terakhir,
kehadiran peramal bisa diterima oleh masyarakat. Mereka sering muncul di layar televisi
menanggapi bencana alam, kondisi perekonomian negara di masa depan, di samping membahas
kehidupan pribadi para selebriti. Metode yang digunakan sangat beragam, tidak hanya
mengandalkan insting. Mereka juga tidak lagi berpraktik sembunyi-sembunyi.
Banyak resto atau kafe yang juga menyediakan peramal. Salah satunya Rumah Lima, yang
sengaja mengumpulkan para peramal yang bisa membaca tarot, memberikan konsultasi spiritual
atau meramal masa depan dengan 'melihat ' kehidupan di masa lalu (past life regression).
Para peramal itu pun bukan lagi wanita tua yang memakai gaun gipsi, bahkan kini banyak
peramal muda yang berpenampilan 'masa kini'. Feri Purwo Leksono, misalnya, peramal muda
dengan penampilan funky, menerima kliennya di kafe-kafe di mal-mal terkemuka. Katanya,
cara ini untuk memudahkan klien yang kebanyakan pebisnis atau pekerja kantoran, yang
biasanya berakivitas di pusat-pusat kota.
“Saya kan, harus bisa menyesuaikan kebutuhan klien,” ucap Feri yang memakai alat hi-tech
seperti communicator dan laptop untuk melayani kliennya. Bahkan menurutnya, konsultasi
tidak harus face to face, tapi bisa dilakukan melalui telepon, sms, atau email. Ia juga
membuka konsultasi di beberapa majalah, surat kabar, dan radio swasta.