Jika Anda punya simpanan lebih, tak ada salahnya mengubah simpanan menjadi investasi. Misalnya, membeli unit link yang mempunyai program pensiun jangka panjang dengan dua manfaat, yaitu auransi kesehatan dan investasi. Namun jika Anda sudah punya asuransi, investasikan dana dengan benar dan jangan ikut investasi abal-abal dari lembaga yang tidak jelas. Anda harus membeli dari perusahaan yang onafid dengan pengurus serta kinerja yang sangat bagus.
Investasi kesehatan teramat penting di usia mapan seperti sekarang ini. Jangan sampai kita meninggalkan kesehatan untuk mengejar uang, lalu di masa tua membeli kesehatan dari hasil yang selama ini kita peroleh. Program asuransi kesehatan selayaknya juga dilihat dari kacamata investasi. Jika Anda setahun membayar Rp 5 juta setahun, lalu berapa besar biaya kesehatan Anda jika sakit?
Memilih investasi yang tepat dibutuhkan kecerdasan investasi. Kecerdasan investasi seringkali diartikan bahwa uang yang ditanamkan sudah menghasilkan uang bagi tuannya. Paling tidak ada lima hal yang harus dilakukan.
Pertama, menyangkut sumber penghasilan. Jika Anda karyawan, hak Anda adalah gaji dan bonus. Untuk mendapatkan tambahan penghasilan, mau tak mau Anda harus bekerja ekstra.
Kedua, lindungi nilai uang Anda dengan bijak. Misalnya, jika inflasi tahun ini 7,3 persen, maka uang Rp 200 juta Anda tentu tidak pas untuk bunga deposito yang hanya 5-6 persen. Akan lebih baik uang Anda diinvestasikan ke bentuk lain, seperti tanah atau saham dalam jangka panjang.
Ketiga, kelola anggaran belanja dengan bijak. Jangan sampai konsumsi lebih banyak dan mmebabi-buta mengikuti naluri belanja yang tidak ada habisnya. Belanja konsumsi yang tidak memperhatikan alokasi anggaran belanja, menabung, dan berinvestasi, adalah ciri-ciri orang miskin yang tampak kaya.
Keempat, bagaimana Anda 'beternak uang' atau 'mempekerjakan uang' Anda dalam bentuk investasi. Jika hasil investasi sudah bisa memenuhi kebutuhan Anda untuk masa depan, maka di usia mapan ini Anda sudah tenang.
Kelima, jangan serakah dalma berinvestasi. Biasanya serakah dalam berinvestasi akan berujung dengan kebangkrutan, karena umumnya kita tidak memerhatikan risiko yang datang secara tiba-tiba.
Nah, jika Anda yang di usia mapan ini memerhatikan lima hal tersebut, paling tidak di masa pensiun kualitas hidup Anda akan sama dengan seperti sekarang ini.
Investasi kesehatan teramat penting di usia mapan seperti sekarang ini. Jangan sampai kita meninggalkan kesehatan untuk mengejar uang, lalu di masa tua membeli kesehatan dari hasil yang selama ini kita peroleh. Program asuransi kesehatan selayaknya juga dilihat dari kacamata investasi. Jika Anda setahun membayar Rp 5 juta setahun, lalu berapa besar biaya kesehatan Anda jika sakit?
Memilih investasi yang tepat dibutuhkan kecerdasan investasi. Kecerdasan investasi seringkali diartikan bahwa uang yang ditanamkan sudah menghasilkan uang bagi tuannya. Paling tidak ada lima hal yang harus dilakukan.
Pertama, menyangkut sumber penghasilan. Jika Anda karyawan, hak Anda adalah gaji dan bonus. Untuk mendapatkan tambahan penghasilan, mau tak mau Anda harus bekerja ekstra.
Kedua, lindungi nilai uang Anda dengan bijak. Misalnya, jika inflasi tahun ini 7,3 persen, maka uang Rp 200 juta Anda tentu tidak pas untuk bunga deposito yang hanya 5-6 persen. Akan lebih baik uang Anda diinvestasikan ke bentuk lain, seperti tanah atau saham dalam jangka panjang.
Ketiga, kelola anggaran belanja dengan bijak. Jangan sampai konsumsi lebih banyak dan mmebabi-buta mengikuti naluri belanja yang tidak ada habisnya. Belanja konsumsi yang tidak memperhatikan alokasi anggaran belanja, menabung, dan berinvestasi, adalah ciri-ciri orang miskin yang tampak kaya.
Keempat, bagaimana Anda 'beternak uang' atau 'mempekerjakan uang' Anda dalam bentuk investasi. Jika hasil investasi sudah bisa memenuhi kebutuhan Anda untuk masa depan, maka di usia mapan ini Anda sudah tenang.
Kelima, jangan serakah dalma berinvestasi. Biasanya serakah dalam berinvestasi akan berujung dengan kebangkrutan, karena umumnya kita tidak memerhatikan risiko yang datang secara tiba-tiba.
Nah, jika Anda yang di usia mapan ini memerhatikan lima hal tersebut, paling tidak di masa pensiun kualitas hidup Anda akan sama dengan seperti sekarang ini.
Baca juga tentang 6 pelajaran manajemen keuangan dari binatang peliharaan.
Eko B. Supriyanto, Direktur The Finance Research