Kadar serotonin yang tinggi menyebabkan seseorang menjadi relaks, malas, dan mengantuk. Ini yang menjelaskan mengapa sebagian orang ingin minum kopi sehabis makan karbohidrat, agar tetap melek. Sementara serotonin yang rendah akan menimbulkan 'ngidam' yang berat akan makanan. Tak heran, orang yang berdiet rendah karbohidrat sering ‘tersiksa’ dengan keinginan makan yang tak bisa ditahan.
Wanita lebih sensitif terhadap perubahan serotonin dibanding pria, kata Catherine Christie, Ph.D., R.D., spesialis gizi di Jacksonville, Florida. "Ketika tingkat hormon estrogen rendah dan progesteron tinggi, maka tingkat serotonin juga rendah. Inilah yang membuat wanita ngidam karbohidrat di saat-saat tertentu siklus haidnya.
”Hal ini juga terjadi di masa perimenopause (pra menopause), ketika kadar estrogen meluncur turun. Itu sebabnya, di masa ini berat badan ikut naik. Hal ini telah dibuktikan oleh beberapa studi yang menunjukkan hubungan langsung antara kegemukan akibat makan berlebihan dengan menurunnya kadar serotonin.
Salah satu solusi untuk mengatasi problem rendahnya kadar serotonin adalah melakukan jeda yang terencana dan terkontrol saat melakukan diet. Yakni, kembali ke pola makan yang ‘normal’ seperti sebelum melakukan diet. Umumnya, dengan jeda 1-2 kali dalam seminggu, berat badan akan turun, namun suasana hati tetap stabil.