Hati-hati aflatoksin
Menurut survei Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPB-LIPI) tahun 1998, 35 persen kecap di Indonesia mengandung zat aflatoksin yang dapat mengakibatkan kanker, menghambat imunitas, dan berbagai gangguan gizi. Aflatoksin merupakan racun pemicu kanker yang dihasilkan oleh jamur Aspergillus flavus dan Aspergillus parasiticus.
Jamur ini biasanya tumbuh dalam proses fermentasi, terutama jika kondisi produksi kurang bersih. Maka aflatoksin kerap ditemukan pada kecap yang pembuatannya masih tradisional. Biasanya produsen kecap tradisional melakukan pembiakan jamur secara spontan, tidak menggunakan ragi khusus kecap. Sedangkan pada perusahaan besar, ragi khusus yang bebas jamur berbahaya didatangkan dari luar negeri.
Karena bersifat akumulatif, dampak dari aflatoksin baru terlihat belasan tahun kemudian. Menurut para ahli, ambang batas normal aflatoksin dalam aliran darah adalah 50 ppb (parts per billion). Hal lain yang harus diwaspadai adalah pemakaian natrium benzoat sebagai bahan pengawet. Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan tahun 1988, kandungan maksimal natrium benzoat untuk produk kecap adalah 600 mg/kg. Maka sebelum membeli kecap sebaiknya periksa nomor registrasi produk, kandungan bahan-bahan, dan tanggal kedaluwarsa.
Konsultan: dr. Inayah Budiasti, MS, Ahli Gizi