Ada anggapan bahwa curhat atau menuangkan unek-unek kepada orang lain akan menenangkan hati. Memang, ketika sedang mengalami masalah, kita menjadi lebih tenang jika ada orang lain yang mendengarkan keluh kesah kita, memberi simpati, apalagi memberi dukungan kepada kita. Karena efeknya yang menyenangkan dan menenangkan, jangan heran bila aktivitas curhat dengan mudah menjadi kebiasaan.
"Memang betul curhat bisa menenangkan, tetapi hanya sesaat saja," kata Maya Safira Muchtar, konselor dan praktisi penyembuhan holistik dari L'Ayurveda. Curhat sesungguhnya hanya membantu mengeluarkan energi negatif dari dalam emosi kita, tetapi tidak membantu kita keluar dari permasalahan. Sebaliknya, salah-salah kita justru semakin terjebak dalam masalah itu sendiri. Hasil penelitian terbaru dari University of Missouri, Amerika Serikat, curhat yang dilakukan secara berlebihan dan terus-menerus justru dapat memperbesar masalah. Semakin dalam kita menceritakan suatu masalah, nyatanya malah makin merasa cemas, panik, bahkan depresi. Lebih jauh lagi, tanpa disadari emosi negatif yang dibawa saat seseorang curhat ternyata juga bisa 'menular' dan memengaruhi suasana hati orang yang Anda jadikan tempat curhat. Untuk itu, kita jangan sampai menganggu privasi dan kenyamanan orang lain.
Cari waktu yang tepat
Curhat kepada sahabat tentu boleh-boleh saja, asalkan tidak sampai menggangu jam kerja atau jam istirahat mereka. Kita juga perlu menghargai privasi sahabat. Tanyakan kapan ia punya waktu luang untuk ngobrol santai. Dengan begitu dia pun akan mencurahkan perhatian sepenuhnya kepada kita.
Pilih-pilih telinga
Ketika emosi sudah sampai ubun-ubun atau perasaan sudah sedemikian tertekan, kita kerap tak sabar ingin curhat secepat mungkin. Karena itu, terkadang kita jadi kurang hati-hati dalam memilih telinga. Siapa saja yang sedang ada di dekat kita, atau lebih celaka lagi, bila ada orang yang memang dengan sengaja memancing kita, maka tanpa sadar semua rahasia dan aib pribadi maupun aib orang lain mengalir keluar dari mulut kita. Kalau orang tersebut kebetulan tukang gosip, siap-siap saja bila semua rahasia Anda menyebar dengan cepat dan tak terkendali. Hindari pula curhat di saat kita sedang berada di tengah keramaian. Selain sahabat tidak bisa fokus mendengarkan cerita kita, orang-orang di sekitar pun bisa saja tak sengaja menguping rahasia pribadi kita. Apalagi ketika kita curhat soal pekerjaan rutin di kantor, tentu akan jadi masalah besar seandainya sampai terdengar oleh atasan.
Hargai pendapat orang lain
Jangan berpikir sahabat kita akan selalu mendukung semua tindakan kita. Sahabat yang baik seharusnya juga mau menegur dan memberi saran jika kita berbuat salah. Untuk itu, hargai dan dengarkan pendapat mereka, sekalipun itu bertentangan dengan sikap, pendapat, atau keinginan kita. Karena pada dasarnya niat mereka adalah untuk membantu menemukan solusi terbaik dan tidak terjebak lagi dalam masalah yang sama.
"Memang betul curhat bisa menenangkan, tetapi hanya sesaat saja," kata Maya Safira Muchtar, konselor dan praktisi penyembuhan holistik dari L'Ayurveda. Curhat sesungguhnya hanya membantu mengeluarkan energi negatif dari dalam emosi kita, tetapi tidak membantu kita keluar dari permasalahan. Sebaliknya, salah-salah kita justru semakin terjebak dalam masalah itu sendiri. Hasil penelitian terbaru dari University of Missouri, Amerika Serikat, curhat yang dilakukan secara berlebihan dan terus-menerus justru dapat memperbesar masalah. Semakin dalam kita menceritakan suatu masalah, nyatanya malah makin merasa cemas, panik, bahkan depresi. Lebih jauh lagi, tanpa disadari emosi negatif yang dibawa saat seseorang curhat ternyata juga bisa 'menular' dan memengaruhi suasana hati orang yang Anda jadikan tempat curhat. Untuk itu, kita jangan sampai menganggu privasi dan kenyamanan orang lain.
Cari waktu yang tepat
Curhat kepada sahabat tentu boleh-boleh saja, asalkan tidak sampai menggangu jam kerja atau jam istirahat mereka. Kita juga perlu menghargai privasi sahabat. Tanyakan kapan ia punya waktu luang untuk ngobrol santai. Dengan begitu dia pun akan mencurahkan perhatian sepenuhnya kepada kita.
Pilih-pilih telinga
Ketika emosi sudah sampai ubun-ubun atau perasaan sudah sedemikian tertekan, kita kerap tak sabar ingin curhat secepat mungkin. Karena itu, terkadang kita jadi kurang hati-hati dalam memilih telinga. Siapa saja yang sedang ada di dekat kita, atau lebih celaka lagi, bila ada orang yang memang dengan sengaja memancing kita, maka tanpa sadar semua rahasia dan aib pribadi maupun aib orang lain mengalir keluar dari mulut kita. Kalau orang tersebut kebetulan tukang gosip, siap-siap saja bila semua rahasia Anda menyebar dengan cepat dan tak terkendali. Hindari pula curhat di saat kita sedang berada di tengah keramaian. Selain sahabat tidak bisa fokus mendengarkan cerita kita, orang-orang di sekitar pun bisa saja tak sengaja menguping rahasia pribadi kita. Apalagi ketika kita curhat soal pekerjaan rutin di kantor, tentu akan jadi masalah besar seandainya sampai terdengar oleh atasan.
Hargai pendapat orang lain
Jangan berpikir sahabat kita akan selalu mendukung semua tindakan kita. Sahabat yang baik seharusnya juga mau menegur dan memberi saran jika kita berbuat salah. Untuk itu, hargai dan dengarkan pendapat mereka, sekalipun itu bertentangan dengan sikap, pendapat, atau keinginan kita. Karena pada dasarnya niat mereka adalah untuk membantu menemukan solusi terbaik dan tidak terjebak lagi dalam masalah yang sama.
Shinta Kusuma
Foto: TPGNEWS