Jadi apapun masalah yang terjadi dalam rumah tangga, kuncinya tetap komunikasi. Dengan saling tukar pikiran atau mengungkapkan perasaan kepada pasangan, setidaknya bisa sedikit melegakan hati. Terkadang perasaan cemas itu muncul karena kita terlalu percaya pada asumsi yang belum tentu terjadi. Takut suami akan minder atau mengganggu aktivitas kerja Anda, sementara kenyataannya mungkin ia tenang-tenang saja.

Akan jauh lebih bijaksana bila sejak sekarang kita bersiap diri dan belajar menerima bahwa masa pensiun itu pasti akan terjadi pada setiap orang yang bekerja dan bisa terjadi kapan saja, baik pada suami atau Anda sendiri. Dan tentunya setiap orang membutuhkan waktu dan cara yang berbeda dalam menyikapi perubahan. Bila suami menghadapi pensiun lebih dulu, Anda perlu bersiap diri seandainya ia mengalami ketidaknyamanan. Karena pada saat itulah dukungan moral dan emosional dari Anda sangat diperlukan. Dengarkan dan hargai inspirasi suami.

Bila perlu, bantulah ia untuk menggali kemampuan dan potensi yang ada dalam dirinya. Jika Anda tahu ia memiliki keahlian dan pengalaman luas, bisa disarankan menjadi konsultan atau dosen. Atau kalau punya bakat atau hobi tertentu, seperti: golf, ia bisa bergabung dengan klub tertentu. Selain memperluas pergaulan, siapa tahu ia bisa menjuarai turnamen sehingga bisa membangkitkan rasa percaya dirinya kembali.