Kalimantan, selain memiliki hutan hujan tropis tertua di dunia, Borneo, yang lebih tua dari hutan hujan tropis Amazon, juga mewarisi tradisi seni anyaman yang terkaya, terindah, tercanggih, dan paling beragam di dunia.Untuk memperkenalkan seni anyaman tersebut, Yayasan Lontar bekerja sama dengan Yayasan Total Bhakti Bagi Indonesia Lestari, menggelar Festival Seni Anyam Adi Kriya Kalimantan yang digelar di Bentara Budaya Jakarta, sejak 30 Maret hingga 7 April 2013.
Pameran kerajinan yang dipandu oleh Eddy Mulyadi dan Hangin Bang (dari TOTAL E&P Indonesie Foundation) ini juga menampilkan pameran foto karya fotografer Jerman Gregor Krause: "Borneo 1920-1925", bursa kerajinan & buku, lokakarya dari pengrajin asal Kalimantan, dan pemutaran film dokumenter. Anda juga bisa membeli karya anyaman dari pengrajin seperti dompet, tas, tikar, bakul, keranjang, tempat sirih, tudung untuk bekerja dan upacara, serta tudung saji.
Dalam pembukaan festival ini diluncurkan pula buku berjudul "Plaited Arts from The Borneo Rainforest" karya Bernard Sellato. Hadir dalam acara tersebut, Eddy Mulyadi (perwakilan dari TOTAL E&P Indonesie Foundation), John McGlynn (perwakilan dari Yayasan Lontar), Widi Krastawan (perwakilan dari Bentara Budaya) dan Agustin Teras Narang (Gubernur Kalimantan Tengah) yang juga merupakan Ketua Majelis Adat Dayak.
Untuk jadwal lengkap festival Seni Anyam Adi Kriya Kalimantan ini, silakan klik:
www.anyaman.weebly.com atau www.yayasantotalindonesie.org
Sebelum mengunjungi pameran, Anda bisa menikmati galeri foto berikut: