
Menurut Barry Komisaruk, Ph.D., psikolog dan penulis The Science of Orgasm, jika seorang wanita yang aktif secara seksual sulit mencapai orgasme, kemungkinan besar hal itu disebabkan oleh perangsangan yang tidak tepat. stres tinggi, trauma masa lalu, atau konsumsi obat antidepresi bisa menjadi penghalang bagi wanita untuk mencapai titik puncak. Pendapat Barry ini senada dengan fakta yang ditemukan dr. Harrina Erlianti (dr. Rina) dalam praktik konsultasi seks sehari-hari.
Idealnya, untuk mencapai orgasme, wanita butuh perangsangan di empat area, yaitu: vagina, klitoris, uterus, dan serviks. Semakin banyak area tersebut tersimulasi, makin kuat sensasinya dan makin besar kemungkinan wanita mencapai orgasme.
Beberapa studi mengungkapkan, seorang wanita sesungguhnya bisa mencapai orgasme dengan menstimulasi G-Spotnya (area paling sensitif di dalam vagina, yang menurut penemunya, dr. Ernst Grafenberg, sebagai titik nikmat wanita). Namun, hal ini masih menjadi perdebatan, karena efek perangsangan di titik itu tidak sama bagi setiap wanita. Ada yang sangat menyukainya, ada pula yang justru merasa sakit atau ingin buang air kecil.
Namun, menurut dr. Rina, perangsangan yang lebih mampu memberikan efek paling dahsyat adalah di daerah klitoris (C-Spot). Bila dianalogikan, klitoris pada wanita adalah penis pada pria. "Jika hal ini dilakukan oleh pria, sangat mungkin wanita akan mencapai orgasme, bahkan multi orgasme," ungkap dr. Rina. Data sebuah studi menunjukkan, 50% wanita mengaku mengalami orgasme melalui stimulasi klitoris langsung.
Sayangnya, tidak semua wanita -dan pria- paham akan hal ini. Bahkan yang lebih parah lagi, tidak semua wanita tahu di mana titik persisnya letak klitoris mereka. "Tak heran jika wanita jarang mencapai orgasme," dr. Rina menyayangkan. Selain karena wanita jarang mengenal daerah sensitifnya, mereka juga kurang berani meminta pasangannya untuk memberikan perangsangan sesuai yang mereka inginkan. "Apalagi kebanyakan wanita mengaku bercinta bukan untuk mencari kepuasan dirinya, tapi demi menyenangkan pasangannya."
S. Kusuma